08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

ANRI Gelar Webinar Kearsipan Peringatan Hari Kartini

ANRI Gelar Webinar Kearsipan Peringatan Hari Kartini ANRI Gelar Webinar Kearsipan Peringatan Hari Kartini ANRI Gelar Webinar Kearsipan Peringatan Hari Kartini ANRI Gelar Webinar Kearsipan Peringatan Hari Kartini ANRI Gelar Webinar Kearsipan Peringatan Hari Kartini ANRI Gelar Webinar Kearsipan Peringatan Hari Kartini

28

Apr 23

ANRI Gelar Webinar Kearsipan Peringatan Hari Kartini

Jakarta - 28/04/23, Jakarta – 28/04/23, Dalam rangka memperingati Hari Kartini yang jatuh pada 21 April lalu, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyelenggarakan webinar kearsipan “Menggali Nilai Signifikansi Universal Arsip Kartini dan Perjuangan Kesetaraan Gender Sebagai MOW” yang diikuti pegawai ANRI dan umum. Acara ini diselenggarakan secara daring dan luring, di Ruang Serbaguna Noerhadi Magetsari dan turut hadir sebagai narasumber, Kepala Harian KNIU Itje Chodidjah, Duta Arsip Rieke Diah Pitaloka, Sekretaris Utama Arsip Nasional RI Rini Agustiani, dan Pakar Militer dan Pertahanan Connie R. Bakrie. Webinar dipandu Arsiparis Muda ANRI, Octavia Syafarwati.

Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, Imam Gunarto menyampaikan bahwa secara internasional warisan dokumen tentang gender baru sekitar 5% dari seluruh koleksi MoW yang sudah diregistrasi UNESCO, sehingga masalah arsip gender juga menjadi program prioritas Mow UNESCO. Arsip Kartini dan perjuangan gender di Indonesia tidak hanya berdampak secara nasional  namun juga berdampak secara internasional di mana tokoh-tokoh perempuan hebat Indonesia banyak menginspirasi dunia. Oleh karena itu, sebagai salah satu prioritas global UNESCO, kesetaraan gender diperlukan untuk diintegrasikan di semua program, proses dan kebijakan Organisasi melalui dua pendekatan: pengarusutamaan gender; dan inisiatif khusus gender. Kurangnya perspektif kesetaraan gender menyebabkan banyak kontribusi perempuan bagi sejarah dunia tidak diakui dengan tepat. 

Lebih lanjut Ketua Harian KNIU Itje Chodidjah membahas salah satu program prioritas global UNESCO, yakni Memory of he World (MOW) yang mendokumentasikan arsip-arsip tertentu yang mengandung nilai tinggi. Ia mengatakan bahwa Arsip Kartini atau arsip kesetaraan gender layak menjadi MoW karena adanya dokumentasi perjuangan di dalamnya.

Sementara itu, Sekretaris Utama Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Rini Agustiani menyampaikan bahwa jika tidak ada arsip maka tidak ada sejarah, hal tersebut menjadikan arsip terkait perjuangan perempuan Indonesia, salah satunya ialah perjuangan Kartini sedang diusulkan sebagai warisan dokumenter sebagai Memory of the World. Peran Kartini telah membawa transformasi, sehingga para perempuan saat ini dapat bebas berekspresi dan dilihat sebagai manusia seutuhnya.

Pada Penjelasannya, Pakar Militer dan Pertahanan Connie R. Bakrie turut memaparkan bahwa peran gender terbentuk oleh konstruksi sosial budaya yang dipengaruhi oleh masyarakat dan bisa berubah dipengaruhi zaman. Jika dahulu Kartini memperjuangkan kesetaraan gender yang saat ini sudah dapat kita nikmati, kartini modern juga tidak luput dari perjuangan dan tantangan; stereotip, penomor duaan, marginalisasi, beban ganda dan kekerasan agar perempuan mendapatkan haknya.

Pada kesempatan yang sama, Duta Arsip Rieke Diah Pitaloka mengungkapkan rasa terima kasihnya atas jasa-jasa perjuangan Kartini dan seluruh perempuan yang telah berjuang sampai saat ini sehingga memberikan pengaruh yang luar biasa yakni kita dapat bergandengan tangan menyingkirkan diskriminasi terhadap para perempuan, menghargai dan memandang sama rata antara perempuan dan laki-laki. Baginya, Kartini ialah walking archive karena semangat Kartini menggulir mejadi semangat yang besar sehingga perempuan dan laki-laki tidak dipisah-pisahkan. (AL)

( AL )


Penulis : AL
Editor : tk

Bagikan

Views: 835