Facility
Voice Mode
Enlarge Text
Reduce Text Size
Greyscale
Color
Classic Mode
Penerangan
Underline The Link
Bold The Text
Reset
08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

Diskusi Publik Bersatu Membangun Budaya Anti Korupsi

Diskusi Publik Bersatu Membangun Budaya Anti Korupsi Diskusi Publik Bersatu Membangun Budaya Anti Korupsi Diskusi Publik Bersatu Membangun Budaya Anti Korupsi

11

Sep 24

Diskusi Publik Bersatu Membangun Budaya Anti Korupsi

Jakarta - 11/09/24, Jakarta - (11/09/2024), Pusat Studi Arsip Pemberantasan Korupsi (Pusdankor) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyelenggarakan Diskusi Publik bertema “Bersatu Membangun Budaya Anti Korupsi” yang dilaksanakan secara luring di Ruang Serbaguna Noerhadi Magetsari, Gedung C lantai 2, ANRI, Jakarta Selatan dan secara daring yang disiarkan melalui saluran youtube Arsip Nasional RI.  Diskusi publik ini dibuka Pelaksana Tugas (Plt) Kepala ANRI, Imam Gunarto dan menghadirkan narasumber, Praktisi Khusus Novel Baswedan, Dosen Universitas Indonesia, Teguh Kurniawan, dan Arsiparis Ahli Utama ANRI, Iyos Rosidah.

Pada sambutannya, Imam Gunarto menyampaikan bahwa sikap anti korupsi adalah tanggung jawab kita semua. Fungsi utama ANRI menyediakan sumber-sumber informasi yang kredibel agar masyarakat mengetahui perjuangan tokoh-tokoh anti korupsi dan bagaimana bisa belajar agar tidak korupsi. “Arsip telah membuktikan bahwa korupsi menghancurkan sebuah entitas negara, seperti yang terjadi pada kasus VOC,” terang Imam. 

Pada sesi diskusi yang dipandu moderator Arsiparis Muda ANRI, Mas Yanto,  Iyos Rosidah menyampaikan materi yang berjudul Pemberantas Korupsi Era Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda dalam Khazanah Arsip Kertas. Menurut Iyos, korupsi bukanlah kejahatan yang baru terjadi berdasarkan arsip, sudah ada kasus-kasus korupsi sejak era Hindia Belanda yang dilakukan juga oleh para elite pribumi yang melakukan penyimpangan. 

Sementara itu, Teguh Kurniawan menyampaikan materi “Membangun Budaya Anti Korupsi dalam Pemerintahan dan Masyarakat”. Teguh mengatakan, korupsi merambah ke dunia pendidikan, tempat di mana diajarkan nilai-nilai kejujuran dan kebaikan calon-calon pemimpin bangsa. Yang memprihatikannya korupsi dijadikan budaya. “Kelemahan mentalitas masyarakat Indonesia dalam pembangunan akhirnya permisif terhadap perilaku korupsi yang perlu kita sadari mentalitas seperti itu”, ungkap Teguh. 

Selanjutnya, Novel Baswedan menyampaikan materi yang berjudul Sinergi dalam Pemberantasan Korupsi antara Pemerintah dan Masyarakat. Novel menjelaskan mengapa negara-negara yang kurang memadai sumber daya alamnya seperti Denmark, Finlandia bisa maju dan hebat, karena menurut penelitian negara-negara tersebut bisa maju karena masyarakatnya jujur, peduli dan mempunyai kesungguhan dalam melakukan sesuatu. Novel juga menyinggung hampir semua bahan pangan ada praktik korupsinya dan inilah yang perlu disadarkan dan dipahami semua masyarakat agar mereka paham upaya memberantas korupsi peran kita semua. “Mendorong semua orang untuk bisa menguatkan kejujuran itu menjadi kebutuhan kita kalau kita ingin melihat masa depan negara kita ini baik,” tambah Novel.

( tk )


Foto : Humas ANRI
Penulis : tk
Editor : tk

Bagikan

Views: 68