08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

Duta Arsip: Tiga Tinta Emas Abad 20 Telah Diakui Sebagai Memori Dunia

Duta Arsip: Tiga Tinta Emas Abad 20 Telah Diakui Sebagai Memori Dunia Duta Arsip: Tiga Tinta Emas Abad 20 Telah Diakui Sebagai Memori Dunia Duta Arsip: Tiga Tinta Emas Abad 20 Telah Diakui Sebagai Memori Dunia

26

Jul 23

Duta Arsip: Tiga Tinta Emas Abad 20 Telah Diakui Sebagai Memori Dunia

Jakarta - 26/07/23, Anggota DPR RI dan Duta Arsip, Rieke Diah Pitaloka menyampaikan bahwa dengan ditetapkannya arsip Gerakan Nonblok I pada tahun 2023 oleh UNESCO sebagai Memory of the world (MOW), artinya tiga tinta emas abad 20 telah diakui sebagai memori dunia. Hal ini disampaikan Rieke saat seminar dan workshop Indonesian Documentary Heritages: Recalling The First NAM, To Build The World Anew and Hikayat Aceh as MOW & International Seminar on ASEAN’s Formation Archives yang diselenggarakan di Ruang Serbaguna Noerhadi Magetsari, ANRI. 

Rieke menyampaikan, Arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) yang telah ditetapkan unesco tahun 2015 mengingatkan bahwa peristiwa KAA menjadi pemantik kembali Indonesia pada bentuk kesatuan Republik Indonesia dengan menegaskan Indonesia sebagai negara kepulauan pada tahun 1957 melalui Deklarasi Juanda. Penetapan arsip to build the world anew oleh unesco tahun 2023 juga mengingatkan bahwa to build the world anew menjadi landasan Dewan Perancang Nasional (Depernas) untuk memutuskan pembangunan politik luar negeri Indonesia menganut prinsip bebas aktif dan defensif aktif. Prinsip yang selanjutnya menjadi bekal Indonesia untuk membangun Gerakan Nonblok bersama India, Mesir, Ghana dan Yugoslavia. 

"Arsip menunjukkan, GNB pertama berhasil menggalang 25 negara, menghimpun kekuatan negara negara yg memiliki spiritual multilateral dan komitmen pada prinsip-prinsip hukum internasional, serta tidak terjebak dalam kekuasaan dunia yg bipolar. Tahun ini, arsip GNB pertama telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai MOW, artinya tiga tinta emas abad 20 telah diakui sebagai memori dunia. Harapan saya, arsip tinta emas abad 20, benar-benar menjadi memori yang menuntun gerak langkah kita. Keberagaman tidak mungkin diseragamkan. Keberagaman justru menjadi kekuatan kita untuk menyatukan diri, untuk hidup dalam harmoni. Memori pengingat, memori pengikat bagi kita yang beragam untuk terus menerus bersuara dan berjuang. Hentikan perang, hentikan agresi, hentikan intimidasi pada siapapun atas nama apapun. Saya ucapkan terima kasih untuk UNESCO yg luar biasa memberikan support pada kita semua," ucap Rieke. 

Sebelumnya, Rieke juga mengucapkan selamat kepada masyarakat Aceh dan masyarakat Indonesia seluruhnya karena telah ditetapkannya arsip hikayat aceh sebagai MOW.

( SA/RNZ )


Penulis : SA/RNZ
Editor : tk

Bagikan

Views: 447