08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI
Kunjungan Kerja ke Arsip Nasional Belanda Kunjungan Kerja ke Arsip Nasional Belanda Kunjungan Kerja ke Arsip Nasional Belanda Kunjungan Kerja ke Arsip Nasional Belanda Kunjungan Kerja ke Arsip Nasional Belanda

15

Mar 23

Kunjungan Kerja ke Arsip Nasional Belanda

Sebagai bagian dari rangkaian acara penandatanganan executive program antara Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan Arsip Nasional Belanda (Nationaal Archief-NAN) yang dilaksanakan pada 14 Maret 2023, delegasi ANRI yang dipimpin oleh Sekretaris Utama, Rini Agustiani, didampingi Rieke Diah Pitaloka selaku Duta Arsip sekaligus Anggota DPR RI, dan Wardiman Djojonegoro sebagai anggota Dewan Pakar MOW Indonesia, mengadakan kunjungan kerja ke NAN. Dalam kunjungan ini, delegasi ANRI diterima oleh Kepala Bagian Digitalisasi, Arjan Agema, dan Kepala Bagian Kerja Sama Internasional, Johan van Langen, beserta para staf. 

Kunjungan dimulai dengan paparan tentang khazanah yang dimiliki NAN dan kebijakan tentang pengelolaan arsip statis, salah satunya adalah dengan cara mengawal pengelolaan arsip sejak masa dinamis sehingga transfer ke lembaga kearsipan menjadi lebih sistematis dan teratur. Selain itu, muncul terobosan dalam menelusur arsip statis, yaitu tidak hanya sekadar melalui finding aids tetapi dapat menjelajah konten arsip itu sendiri melalui aplikasi software HDR yang dapat menemukan kata tangkap yang diinginkan dalam arsip.

Setelah itu, kunjungan dilanjutkan ke bagian digitalisasi arsip khususnya yang menangani digitization by demand atau alih media berdasarkan permintaan pengguna, serta ke depot arsip, khususnya arsip peta, di mana ditunjukkan beberapa arsip peta Indonesia periode Hindia Belanda dan Jepang, serta arsip kertas seperti surat Kartini, berkas kerja sama pertukaran arsip antara ANRI-NAN era Soemartini, serta korespondensi antara FRJ Verhoeven (mantan Kepala Landsarchief) selaku pengarah Arkib Malaysia dan Mohammad Ali, Kepala Arsip Nasional.

Kunjungan diakhiri di pameran tematis NAN tentang peta. Salah satu topik menarik sekaligus sensitif yang ditampilkan adalah peta dan kolonialisme (baik dari Hindia Belanda maupun Suriname), yang salah satu peran peta adalah sebagai alat propaganda. Sebagian koleksi yang ditunjukkan adalah peta Indonesia dan beberapa wilayah di Jawa Tengah (antara lain Semarang dan Salatiga) periode 1825. 

( NFD )


Penulis : NFD
Editor : tk

Bagikan

Views: 947