Jakarta - 14/10/21, Jakarta, 14 Oktober 2021- Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) mengadakan webinar dan diskusi panel seri ke-8 yang merupakan bagian dari pekan memory of the world yang dilaksanakan oleh ANRI dari tanggal 11 sampai 15 Oktober nanti.
Direktur Preservasi ANRI, Kandar dalam pengarahannya menyampaikan bahwa salah satu kelengkapan usulan penominasian arsip sebagai MOW adalah melakukan pengujian autentikasi arsip.
Kepada semua komunitas Kearsipan Kandar juga mengungkapkan bahwa ANRI sekarang ini sebagai ketua MOW akan melakukan registrasi memori kolektif yang masih tersebar di Indonesia itu sebagai memori kolektif dunia dan ANRI akan membantu memfasilitasi dan mengembangkan menjadi memori dunia.
Pada webinar kali ini dengan moderator Jatniko menghadirkan para pakar Sejarawan maupun pakar IT Harto Juwono. Dalam pemaparannya tentang Pemanfaatan Arsip Autentik dan Best Practice dalam Pengujian Autentifikasi Arsip, Harto Juwono menyampaikan bahwa ANRI sebagai Centre of excelent harus membuka wawasan pelayanan publik yang luas baik bagi kalangan akademis maupun praktisi; Autentifikasi arsip berkaitan erat dengan kekuatan legal formal arsip sebagai alat bukti; serta Autentifikasi arsip tidak bisa meninggalkan kaidah ilmiah.
Selanjutnya, Izazi Mubarok memaparkan materi Rancangan Pembangunan Laboratorium Forensik Arsip Digital menyatakan bahwa ANRI sebagai Pengelola Kearsipan harus menyiapkan diri dalam rangka proses pengelolaan kearsipan digital yang nanti pasti jumlahnya sangat besar kemudian tentang kebijakan dan prosedur digital.
Prof. Yudho Giri Sucahyo dalam pemaparan materi Pengujian Autentifikasi Arsip Digital menyampaikan bahwa digitalisasi dapat menjangkau akses yang lebih luas ke masyarakat. "Digitalisasi memungkinkan kita untuk menghadirkan masa lalu kita kedalam Sebuah layar yang kemudian bisa dinikmati oleh khalayak yang lebih luas. Kita tidak menutup mata bahwa generasi muda sekarang lebih berbudaya layar ketimbang berbudaya baca, mereka lebih suka memegang HP-nya ketimbang memegang buku dan itu adalah kesempatan buat kita untuk menghadirkan memori kolektif bangsa yang tadinya hanya tersimpan di gedung ANRI untuk kita hadirkan secara digital dengan tidak mengurangi konten keasliannya, keautentikannya sehingga bisa dinikmati oleh seluruh generasi di Indonesia", ungkapnya.
( lnh )
Penulis : lnh
Editor : Sitty Annisaa