Jakarta - 12/10/21, ANRI, Jakarta (12/10/2021) – Sebagai bagian dari rangkaian acara Pekan Memory of the World (MOW), Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyelenggarakan Webinar Internasional dengan tema Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non-Blok I: Form Bandung to Beograd pada Selasa, 12 Oktober 2021. Acara yang diselenggarakan secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting ini, disiarkan pula melalui kanal Youtube ANRI.
Acara webinar yang diawali dengan penayangan video penominasian KTT Gerakan Non-Blok I sebagai MOW ini dilanjutkan dengan sambutan oleh Kepala ANRI, Imam Gunarto, yang menyampaikan rasa bangga dan harunya atas terselenggaranya rangkaian kegiatan Pekan MOW dan adanya dukungan dari para pemimpin nasional untuk pengajuan arsip KTT Gerakan Non-Blok I sebagai bagian dari MOW United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Dalam sambutannya, Imam Gunarto juga memohon dukungan dari berbagai pihak dalam rangka pengajuan khazanah KTT Gerakan Non-Blok I untuk menjadi salah satu Memory of the World. “Hingga saat ini, dari ratusan enskripsi UNESCO, hanya terdapat lima yang berasal dari Indonesia. Dengan mengajukan KTT Gerakan Non-Blok I ini, diharapkan koleksi Memory of the World dari Indonesia akan bertambah,” jelas Imam Gunarto. “Oleh karena itu, mohon dukungan dan doa agar KTT Gerakan Non-Blok I ini dapat diregistrasi oleh UNESCO pada periode tahun 2021-2022,” lanjutnya.
Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Febrian A. Ruddyard, selaku Pembicara Kunci (Keynote Speaker) di acara webinar internasional ini menyampaikan bahwa melalui kegiatan ini diharapkan publik akan semakin memahami terkait pendaftaran arsip KTT Gerakan Non-Blok I pada MOW telah didukung sepenuhnya oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
“Arsip KTT Gerakan Non-Blok I yang tersebar di Indonesia, Serbia, Aljazair, Mesir, India, dan Ghana ini akan mendorong tersusunnya arsip yang terintegrasi, terpelihara, serta terdokumentasi dengan lengkap. Selain itu, akan memberi manfaat yang besar pula kepada masyarakat untuk mempelajari bahwa KTT Gerakan Non-Blok I merupakan bagian dari sejarah penting dunia. Serta, untuk menyamakan kesamaan historis dari peserta KTT Gerakan Non-Blok I,” jelas Febrian A. Ruddyard. “Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia selalu siap untuk mendukung penominasian arsip KTT Gerakan Non-Blok I sebagai MoW UNESCO,” lanjutnya.
Webinar Internasional KTT Gerakan Non-Blok I: Form Bandung to Beograd dimoderatori oleh Koordinator Kelompok Substansi Penyimpanan Arsip ANRI, Dhani Sugiharto, dan menghadirkan beberapa narasumber, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri, antara lain Jürgen Dinkel dari University of Leipzig, Jerman, Semuel Samson, mantan Duta Besar Indonesia untuk Serbia, Penny Dewi Herasati, Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, dan Multi Siswati, Plt. Deputi Konservasi Arsip ANRI.
Dalam webinar ini dipaparkan mengenai perkembangan proses penominasioan arsip KTT Gerakan Non-Blok I sebagai MOW. Penominasian Arsip KTT Gerakan Non-Blok I telah dilakukan sebelumnya pada periode 2016-2017, namun berlum berhasil atas pertimbangan arsip yang diajukan belum berimbang (unbalanced) antara KTT satu dengan yang lain. Sehingga, diputuskan bahwa arsip yang diajukan pada periode pengajuan berikutnya hanya arsip KTT Gerakan Non-Blok I, yang merupakan tonggak sejarah kelahiran Gerakan Non-Blok. ANRI telah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka penominasioan arsip KTT Gerakan Non-Blok I, baik skala nasional maupun internasional. Namun, terdapat beberapa hal yang perlu dikoordinasikan dengan mitra calon co-nominator atatu supporter, terutama melalui jalur diplomatik, selain melalui jalur antarkomunitas kearsipan ANRI.
Pekan MOW yang digelar ANRI bertujuan untuk melakukan pendalaman sosialisasi persiapan pengajuan warisan dokumenter sebagai MOW ke UNESCO. Dengan pengajuan warisan dokumenter ini akan membantu terdapatnya akses universal dalam rangka meningkatkan kesadaran untuk menjaga warisan dokumenter sebagai peradaban dunia dan untuk mencerahkan kehidupan saat ini ataupun mendatang.
Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri RI, pendaftaran arsip sebagai MOW ini bermakna sebagai bentuk diplomasi budaya yang secara konsisten dijalankan oleh Pemerintah Indonesia dan dapat menjadi soft power politic Indonesia yang efektif. (RRA)
( RRA )
Penulis : RRA
Editor : Sitty Annisaa