08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

Semuel Samson dan Muhammad Syarif Bando, Apresiasi Sertifikat UNESCO menjadi Bukti Kinerja ANRI

Semuel Samson dan Muhammad Syarif Bando, Apresiasi Sertifikat UNESCO menjadi Bukti Kinerja ANRI Semuel Samson dan Muhammad Syarif Bando, Apresiasi Sertifikat UNESCO menjadi Bukti Kinerja ANRI

26

Jul 23

Semuel Samson dan Muhammad Syarif Bando, Apresiasi Sertifikat UNESCO menjadi Bukti Kinerja ANRI

Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyelenggarakan seminar yang bertajuk Indonesian Documentary Heritages: Recalling The First NAM, To Build The World Anew and Hikayat Aceh as MOW & International Seminar on ASEAN’s Formation Archives. Acara yang dibuka oleh Staf Ahli Bidang Administrasi Negara Herman, yang mewakili Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Serbia periode 2010-2014, Semuel Samson di Ruang Serbaguna Noerhadi Magetsari Gedung C Lantai 2 ANRI.

Pada kesempatan Ini Semuel menyampaikan terima kasih dan penghargaan karena telah diundang pada acara yang sangat istimewa. Dalam testimoninya, Semuel menyampaikan bahwa Kinerja ANRI satu dekade ini amat sangat luar biasa, penetapan dan penyerahan tiga sertifikat yaitu Arsip Sukarno, Arsip GNB dan Arsip Hikayat Aceh sebagai MOW UNESCO patut kita syukuri.

Ditambahkan olehnya, penetapan warisan dokumenter ini menunjukan bahwa Indonesia dan para mitra  negara sahabat adalah bangsa yang memiliki, menghargai dan mampu melestarikan warisan dokumenter yang memiliki signifikansi nilai-nilai universal dan menjadi bagian dari memori peradaban dunia. “Hal ini harus kita jadikan semangat untuk menuntaskan kelanjutan pengumpulan     dan pendokumentasian arsip-arsip penting, bersejarah dan bernilai sehingga memiliki keragaman dimensi makna dan nilai  lintas negara, jaman dan kejadian”, terang Semuel.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando melalui video menyampaikan rasa syukur atas perjuangan dan kerja keras bersama akhirnya Hikayat Aceh dapat diterima sebagai koleksi MOW. Dengan diterimanya Hikayat Aceh sebagai MOW ini, naskah-naskah manuskrip Indonesia semakin banyak dikenal dan diketahui oleh dunia.

Di akhir testimoninya, Kepala Perpusnas menyampaikan bahwa “Naskah-naskah Indonesia sangat banyak dan menyebar di seluruh dunia, sehingga tugas kita untuk terus mengupayakan diplomasi budaya, diplomasi ilmu pengetahuan dengan semua negara-negara yang terhubung dengan diplomatik indonesia”.

( KE )


Penulis : KE
Editor : tk

Bagikan

Views: 2221