08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

Upayakan Preservasi Preventif, Deasidifikasi Arsip untuk Mengurangi Keasaman Arsip Kertas

Upayakan Preservasi Preventif, Deasidifikasi Arsip untuk Mengurangi Keasaman Arsip Kertas Upayakan Preservasi Preventif, Deasidifikasi Arsip untuk Mengurangi Keasaman Arsip Kertas Upayakan Preservasi Preventif, Deasidifikasi Arsip untuk Mengurangi Keasaman Arsip Kertas

07

Mar 22

Upayakan Preservasi Preventif, Deasidifikasi Arsip untuk Mengurangi Keasaman Arsip Kertas

Jakarta - 02/03/22, Lestarikan Memori Kolektif Bangsa, Direktorat Preservasi ANRI Selenggarakan Webinar Deasidifikasi Arsip Kertas

 

Pelestarian fisik arsip kertas menjadi salah satu hal penting yang perlu dipahami guna menjamin keberlangsungan arsip sebagai memori kolektif bangsa. Terdapat berbagai cara dalam melakukan preservasi arsip kertas, termasuk dengan deasidifikasi arsip kertas.

 

Dalam webinar berjudul Deasidifikasi Arsip untuk Mengurangi Keasaman Arsip Kertas yang diselenggarakan Direktorat Preservasi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) pada Rabu (02/03), Deputi Bidang Konservasi Arsip ANRI, Kandar, mengatakan bahwa kertas merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam penciptaan arsip. Kertas itu sendiri, tambahnya, memiliki pH (potential hydrogen) yang menjadi perhatian utama dalam melakukan preservasi arsip kertas.

 

Kualitas kertas yang baik memiliki pH di atas 7 (basa), sedangkan dibawah 7 memiliki sifat asam. Arsip kertas dengan pH rendah akan lebih rapuh dan cepat rusak. Salah satu upaya mengantisipasi kerusakan itu adalah dengan deasidifikasi untuk mengurangi tingkat keasaman pada kertas.

 

“Deasidifikasi itu sendiri merupakan cara untuk menetralkan asam pada kertas yang merusak kertas, dan memberikan bahan untuk melindungi kertas dari asam yang berasal dari luar,” ujar Kandar.

 

President & CEO Preservation Technologies, L.P., James Burd, yang menjadi pembicara dalam webinar ini, menjelaskan bahwa adanya asam di kertas dapat disebabkan oleh proses pembuatan kertas itu sendiri, penggunaan tinta atau pewarna pada kertas, polusi udara, dan kontaminasi di ruang penyimpanan.

 

“Asam pada kertas dapat berasal dari mana saja, dari pembuatan kertas itu sendiri, bertambah akibat penggunaan tinta dan pewarna, polusi udara, ataupun berasal dari bahan-bahan di ruang kerja”, katanya.

 

James memaparkan bahwa tingkat keasaman menjadi masalah karena dapat merusak rantai selulosa pada kertas sehingga kertas menjadi rapuh. Asam pada kertas menjadi masalah signifikan yang dialami oleh arsiparis dan pustakawan di seluruh dunia.

 

Sementara itu, John Baty, Technology Manager Preservation Technologies, L.P., mengatakan bahwa asam menjadi penyebab utama degradasi pada kertas. Kerusakan itu kemudian diperparah oleh kondisi panas dan kelembaban yang buruk. Oleh sebab itu, dilakukan deadisifikasi untuk memperbaiki kondisi stuktur arsip kertas.

 

“Kami menggunakan magnesium oksida yang aman bagi manusia,” ujar Baty, sambil menambahkan bahan itu juga digunakan untuk suplemen tubuh manusia.

 

Dalam prakteknya, deasidifikasi dapat dilakukan dengan alat penyemprot menggunakan tangan atau menggunakan mesin penyemprot otomatis. Bahkan, terdapat pula produk deasidifikasi dalam bentuk botol spray yang dapat langsung digunakan.

( DHS )


Penulis : DHS
Editor : tk

Bagikan

Views: 4953