08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

Anjangsama Media Sosial 2021: Optimalisasi Pengelolaan Media Sosial Lembaga

Anjangsama Media Sosial 2021: Optimalisasi Pengelolaan Media Sosial Lembaga Anjangsama Media Sosial 2021: Optimalisasi Pengelolaan Media Sosial Lembaga Anjangsama Media Sosial 2021: Optimalisasi Pengelolaan Media Sosial Lembaga

09

Dec 21

Anjangsama Media Sosial 2021: Optimalisasi Pengelolaan Media Sosial Lembaga

Jakarta – 9/12/2021, Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyelenggarakan kegiatan Anjangsana Media Sosial 2021 hari kedua secara daring dengan tema Workshop Pengelolaan Media Sosial Lembaga. Kegiatan ini mengundang perwakilan satuan kerja ANRI yang terdiri dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat), Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST) Aceh, Pusat Jasa Kearsipan (Pusjas), serta perwakilan dari setiap unit kerja dari 18 Eselon II yang terdapat di ANRI.

Kegiatan workshop dipandu oleh Pranata Humas Muda, Tiara Kharisma dan menghadirkan narasumber di antaranya Senior Analyst Meta Indonesia, Putu Swaditya Yudha atau Adit, Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Media Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Danasmoro Brahmantyo, serta seorang pakar media sosial instansi pemerintah, Rulli Nasrullah.

Dalam pemaparan materinya Adit menyampaikan bahwa lembaga negara perlu memiliki media sosial karena saat ini publik lebih banyak melakukan interaksi melalui media sosial (medsos). Namun seiring dengan perkembangan teknik rekayasa sosial, diperlukan kewaspadaan dalam mengelola medsos termasuk terhadap ancaman phishing, yaitu upaya pencurian akun medsos lembaga. “Setiap admin medsos yang dimiliki oleh lembaga negara harus memiliki akun yang terverifikasi dan aman, dengan cara membuat kata sandi yang kuat dan melakukan autentifikasi dua-faktor,” jelas Adit.

Sementara itu, Danasmoro mengevaluasi pengelolaan medsos ANRI yang dinilai cukup progresif dan memiliki penggemar setia. Namun akun medsos ANRI dinilai masih perlu meningkatkan rasio interaksi dengan penggunanya karena baru mencapai rasio 0,21 % yang berada di bawah rata-rata rasio interaksi 2.15% dengan jumlah pengikut sekitar 93.000 orang. “Ini bukan tentang berapa yang follow kamu, tapi siapa yang follow kamu. Media sosial adalah tempat untuk melakukan perkenalan, membuka ruang dari birokrat untuk bisa mengenal lebih banyak warga dan berkolaborasi dengan mereka. Pengelola medsos ANRI perlu mengoptimalkan fitur-fitur yang ada di medsos dan konsisten,” terang Danasmoro.

Pada forum yang sama, Rulli menerangkan bahwa dalam merumuskan sebuah perencanaan media sosial, perlu diketahui capaian seperti apa yang akan dijadikan indikator. Capaian ini merupakan indikator keberhasilan dari pelaksanaan rencana komunikasi digital yang dilakukan lembaga negara. Adapun capaian tersebut di antaranya ialah outcome (luaran), impact (dampak) dan outcome (hasil).

(TR)

 


Penulis : TR
Editor : Sitty Annisaa

Bagikan

Views: 2899