08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

Dubes RI untuk Serbia (2010-2014) dan Kepala Perpusnas Apresiasi Penetapan Warisan Dokumenter Indonesia oleh UNESCO

Dubes RI untuk Serbia (2010-2014) dan Kepala Perpusnas Apresiasi Penetapan Warisan Dokumenter Indonesia oleh UNESCO Dubes RI untuk Serbia (2010-2014) dan Kepala Perpusnas Apresiasi Penetapan Warisan Dokumenter Indonesia oleh UNESCO

26

Jul 23

Dubes RI untuk Serbia (2010-2014) dan Kepala Perpusnas Apresiasi Penetapan Warisan Dokumenter Indonesia oleh UNESCO

Jakarta – (26/7/2023), Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyelenggarakan seminar yang bertajuk Indonesian Documentary Heritages: Recalling The First NAM, To Build The World Anew and Hikayat Aceh as MOW and International Seminar on ASEAN’s Formation Archives secara daring dan luring di Ruang Serbaguna Noerhadi Magetsari, ANRI. Pada kesempatan ini turut hadir secara luring Duta Besar Indonesia untuk Serbia periode 2010-2014, Semuel Samson dan secara daring Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, M. Syarif Bando.

Semuel menyampaikan terima kasih dan penghargaan karena telah diundang pada acara yang sangat istimewa. Menurut Semuel, kinerja ANRI pada satu dekade ini amat sangat luar biasa. Salah satunya terlihat atas diraihnya penetapan Arsip Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non-Blok (GNB) I, Arsip Pidato Sukarno di Persatuan Bangsa-Bangsa sebagai memory of the world.

Ditambahkan olehnya, penetapan warisan dokumenter ini menunjukan bahwa Indonesia dan para mitra  negara sahabat adalah bangsa yang memiliki, menghargai dan mampu melestarikan warisan dokumenter yang memiliki signifikansi nilai-nilai universal dan menjadi bagian dari memori peradaban dunia. “Hal ini harus kita jadikan semangat untuk menuntaskan kelanjutan pengumpulan     dan pendokumentasian arsip penting, bersejarah dan bernilai sehingga memiliki keragaman dimensi makna dan nilai lintas negara, zaman dan kejadian,” terang Semuel.

Sementara itu, M. Syarif Bando melalui juga menyampaikan rasa syukur atas perjuangan dan kerja keras bersama akhirnya naskah Hikayat Aceh juga dapat diterima sebagai koleksi MOW bersamaan dengan dua arsip lainnya. Dengan diterimanya Hikayat Aceh sebagai MOW ini, naskah-naskah manuskrip Indonesia semakin banyak dikenal dan diketahui oleh dunia. “Naskah-naskah Indonesia sangat banyak dan menyebar di seluruh dunia, sehingga tugas kita untuk terus mengupayakan diplomasi budaya, diplomasi ilmu pengetahuan dengan semua negara-negara yang terhubung dengan diplomatik indonesia,” Syarif.

Sebagai informasi, acara seminar ini dibuka Staf Ahli Bidang Administrasi Negara Herman, yang mewakili Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan dihadiri peserta delegasi Arsip Nasional dari negara-negara ASEAN dan komunitas kearsipan, secara daring maupun luring.

( KE )


Penulis : KE
Editor : tk

Bagikan

Views: 1433