Jakarta, 18/12/2024, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyelenggarakan workshop terkait pelestarian terhadap Warisan Budaya Nasional untuk Memori Kolektif Bangsa pada Rabu (18/12) di Ruang Serba Guna Noerhadi Magetsari, ANRI.
Acara yang diselenggarakan untuk mewujudkan kesepahaman antara ANRI – Kepala Sekretariat Forum Silahturahmu Keraton Nusantara (FSKN) sebagai pintu masuk untuk mengakses arsip kesultanan yang masih terjaga ini dihadiri oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala ANRI, Imam Gunarto, Direktur Pelestarian dan Perlindungan Arsip Wiwi Diana Sari, Ketua Umum FSKN, A.A Mapparesa.
Kepala Sekretariat FSKN, R. Ahmad Jazuli memaparkan terkait Peran Organisasi Masyarakat Dalam Pelestarian Kebudayaan. Ia megatakan bahwa FSKN memposisikan diri sebagai fasilitator dan integrator, untuk berkomunikasi langsung dengan para raja sultan dengan memberikan pemahaman bahwa program yang di jalankan dengan FSKN akan memberikan manfaat. R. Ahmad Jazuli juga menekankan bahwa tidak perlu adanya kekhawatiran akan kehilangan arsip-arsip yang bersangkutan.
“Spirit organisasi FSKN adalah silatuhrahmi. Kami sejak bekerja sama dgn ANRI setiap kunjungan ke keraton-keraton pasti yang ditanyakan adalah bagaimana kondisi arsip-arsip dan naskah-naskah yang ada di keraton-keraton itu, kondisi seperti apa, dan hal ini menjadi perhatian kami,” ujarnya.
Analis Perencanaan Perpustakaan Nasional, Aris Riyadi menyampaikan tentang cara menjaga dan merawat arsip yang berbentuk kertas, salah satunya dengan menggunakan teknologi iradiasi, dengan radiasi sinar gamma (Cobalt-60) atau berkas elektron (elektron beam, E beam) dengan energi di bawah 10 mev dapat digunakan untuk membasmi mikroorganisme atau menstabilkan struktur tanpa merusak kertas atau tinta.
Direktur Agama dan Pendidikan Bappenas, Didik Darmanto mengatakan dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, arsip menjadi landasan penting dalam perumusan kebijakan dokumen sejarah yang memperkuat kecintaan masyarakat terhadap budaya bangsa.
Pada akhirnya, arsip mendukung pemajuan kebudayaan, karakter, dan jati diri bangsa, khazanah budaya dan memori kolektif bangsa, mendorong transformasi masyarakat untuk berpikir kritis-analitis, memperkuat daya saing sumber daya manusia Indonesia.
( EV )
Foto : Humas ANRI
Penulis : EV
Editor : is