Sarana
Mode Suara
Perbesar Text
Perkecil Text
Skala Abu-abu
Warna
Klise
Penerangan
Garis Bawahi Tautan
Pertegas Text
Atur Ulang
08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

ANRI Selenggarakan Webinar Nasional Menggali Potensi Warisan Dokumenter Indonesia sebagai Memori Kolektif Dunia

ANRI Selenggarakan Webinar Nasional Menggali Potensi Warisan Dokumenter Indonesia sebagai Memori Kolektif Dunia ANRI Selenggarakan Webinar Nasional Menggali Potensi Warisan Dokumenter Indonesia sebagai Memori Kolektif Dunia ANRI Selenggarakan Webinar Nasional Menggali Potensi Warisan Dokumenter Indonesia sebagai Memori Kolektif Dunia ANRI Selenggarakan Webinar Nasional Menggali Potensi Warisan Dokumenter Indonesia sebagai Memori Kolektif Dunia ANRI Selenggarakan Webinar Nasional Menggali Potensi Warisan Dokumenter Indonesia sebagai Memori Kolektif Dunia ANRI Selenggarakan Webinar Nasional Menggali Potensi Warisan Dokumenter Indonesia sebagai Memori Kolektif Dunia ANRI Selenggarakan Webinar Nasional Menggali Potensi Warisan Dokumenter Indonesia sebagai Memori Kolektif Dunia

19

Dec 24

ANRI Selenggarakan Webinar Nasional Menggali Potensi Warisan Dokumenter Indonesia sebagai Memori Kolektif Dunia

Jakarta – 19/12/24, Plt. Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Imam Gunarto  Webinar nasional membuka webinar ”Menggali Potensi Warisan Dokumenter Indonesia Sebagai Memori Kolektif Dunia” dilaksanakan secara daring melalui aplikasi zoom cloud meeting dan kanal youtube ANRI. Dalam webinar ini menghadirkan 5 orang narasumber yaitu Muklis Paeni, Ketua Dewan Pakar Memori Kolektif Bangsa (MKB); Sri Sumekar, Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI), Ni Wayan Kristiani, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung; dr. Ulfatun Nisa, Kepala Unit Pelaksana Fungsional Pelayanan Kesehatan Tradisional Tawangmangu; Agni Malagina, Pegiat Yayasan Lasem Heritage.

Narasumber pertama Bapak Muklis PaEni, menyampaikan materi tentang "Potensi Arsip Khazanah Arsip Nasional Republik Indonesia sebagai Memori Kolektif Dunia". Muklis PaEni menyampaikan bahwa bangsa atau masyarakat yang kehilangan memori bisa dikatakan sebagai bangsa yang mati suri. ANRI dan Perpustakaan Nasional dipercaya oleh negara menyimpan deposit ingatan yang harus diolah secara terus menerus sehingga hasilnya bisa dimanfaatkan kepada masyarakat untuk memberikan asupan terhadap memori mereka, ujar Muklis.

Ada beberapa khasanah arsip di ANRI yang berpotensi menjadi memori kolektif dunia, diantaranya arsip Gunung Krakatau, arsip Gunung Tambora, Arsip Lontar Biang Goa yang berisi catatan harian Raja-Raja Goa, Arsip Sekolah Dokter Jawa, Arsip Pembentukan Negara Serikat dan Arsip periode peralihan pemerintahan Belanda. Dari arsip gunung krakatau dapat terlihat bahwa pada masa lalu gunung tersebut pernah meletus dan banyak memakan kurban. Selain Gunung Krakatau, arsip Gunung Tambora juga bisa dikaji sehingga dapat memperoleh pelajaran dan memunculkan kewaspadaan bagi generasi mendatang. Arsip letusan Gunung Krakatau dan Gunung Tambora bisa menjadi arsip yang penting dan bisa diajukan sebagai memori kolektif bangsa (MKB) dan memori of the world (MOW) sehingga bisa menjadi warisan untuk generasi mendatang.

Narasumber kedua Pustakawan Ahli Utama Perpusnas RI Sri Sumekar menyampaikan materi tentang "Signifikansi Naskah Nusantara sebagai Memori Kolektif Dunia". Program MOW memberikan akses untuk semua orang terkait warisan dokumenter. Ada 5 naskah kuno yang telah teregister dalam MOW yaitu  Naskah I Lagaliho, Naskah Babad Diponegoro, Naskah Negara Kertagama, Naskah Cerita Panji, Naskah Hikayat Aceh. Selain itu ada 2 naskah kuno yang telah teregister dalam MOWCAP yaitu Naskah Negara Kertagama dan Naskah Tambo Tuanlu Imam Bonjol. Selain itu, ada 14 naskah kuno yang sudah mendapat sertifikat ikon dari Perpusnas RI dan prospek pengusulan ke register MOW dan MOWCAP, ujar Sri Sumekar.

Narasumber selanjutnya yang menjabat sebagai Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung. Ni Wayan Kristiani menyampaikan materi tentang "Arsip Tragedi Bom Bali I sebagai Memori Dunia". Dalam pemaparan materinya Ni Wayan Kristiani menceritakan bahwa kejadian bom bali 1 yang terjadi pada tahun 2002 merupakan sejarah kelam tragedi kemanusiaan bagi bangsa indonesia bahkan seluruh dunia.  Arsip tragedi bom bali 1 ini telah teregister dalam MKB pada tahun 2024 dengan kerjasama dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung, Kepolisian Daerah Bali, Kejaksaan Negeri Denpasar, Pengadilan Negeri Denpasar dan Haji Agus Bambang Priyanto. Dengan terdaftarnya arsip tragedi kemanusiaan bom bali 1 diharapkan akan dapat menjadi bukti sejarah tragedi kemanusiaan di Indonesia yaitu terorisme sekaligus menggaungkan perdamaian ke seluruh dunia sehingga dapat saling menghargai satu sama lain serta mengutuk keras ideologi yang mengajarkan kekerasan. Beliau juga menyampaikan bahwa kejadin bom Bali 1 ini menjadi pelajaran berharga untuk kita semua agar selalu waspada, saling menghormati, menghargai tanpa pandang suku, ras dan agama.

Narasumber selanjutnya dr. Ulfatun Nisa menyampaikan materi tentang "Signifikansi Arsip Herbarium Temulawak sebagai Memori Kolektif Dunia". Arsip herbarium temulawak telah diregister menjadi memori kolektif bangsa pada tahun 2024. Terdapat 2977 produk yang berbahan temulawak beredar di Indonesia. Penelitian temulawak asal Indonesia di Korea telah menghasilkan produk pasta gigi, permen, yogurt, obat herbal dan kosmetik. Data ini menjadi potensi temulawak bisa dikembangkan ke ranah pengobatan yang besar dan berpotensi menjadi alternatif terapi atau obat di masa depan. Ulfatun Nisa juga menyampaikan beberapa pentingnya warisan dokumenter bagi ingatan dunia antara lain arsip temulawak bernilai universal dan menghubungkan lintas generasi, arsip temulawak menjadi simbol ketahanan budaya dan ekologi masyarakat Indonesia, arsip dapat memotret dan mendokumnetasi pengetahuan lokal/komunitas yang semakin terpinggirkan akibat modernisasi dan industrialisasi. Dari beberapa pentingnya warisan dokumenter temulawak tersebut, maka diharapkan Arsip Herbalium temulawak dapat diajukan dalam MOW.

Sebagai penutup webinar narasumber terakhir Agni Malagina, Pegiat Yayasan Lasem Heritage menyampaikan bahwa Arsip-arsip lasem jaringan dagang dan kompleksitas signifikasi sejarah dan pada masa lalu bangsa Indonesia sudah masuk dalam jejaring atau ikon batik sudah dipake secara internasional.

 

 

 

 

 

( KE )


Foto : Humas
Penulis : KE
Editor : is

Bagikan

Views: 20