Sarana
Mode Suara
Perbesar Text
Perkecil Text
Skala Abu-abu
Warna
Klise
Penerangan
Garis Bawahi Tautan
Pertegas Text
Atur Ulang
08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

Arsip Tsunami Rekam Tangguhnya Masyarakat Aceh pada Masa Lalu

Arsip Tsunami Rekam Tangguhnya Masyarakat Aceh pada Masa Lalu Arsip Tsunami Rekam Tangguhnya Masyarakat Aceh pada Masa Lalu Arsip Tsunami Rekam Tangguhnya Masyarakat Aceh pada Masa Lalu Arsip Tsunami Rekam Tangguhnya Masyarakat Aceh pada Masa Lalu Arsip Tsunami Rekam Tangguhnya Masyarakat Aceh pada Masa Lalu Arsip Tsunami Rekam Tangguhnya Masyarakat Aceh pada Masa Lalu

11

Dec 24

Arsip Tsunami Rekam Tangguhnya Masyarakat Aceh pada Masa Lalu

Banda Aceh - 11/12/24, Arsip tsunami menjadi bukti ketahanan masyarakat Aceh pada masa lalu, masyarakat Aceh saat ini juga dapat belajar mengenai ketangguhan dalam menghadapi bencana melalui arsip tersebut.

Memperingati dua dekade gempa dan tsunami Aceh, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) melaksanakan seminar internasional “Rescuing History : Archives and Lessons from the Indian Ocean Tsunami Recovery” di AAC Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala.

Pada kesempatan ini, Direktur Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Hizir Sofyan menyampaikan materi “Lessons in Resilience: Reflecting on the Indian Ocean Tsunami's Impact and Recovery Efforts”. Ia mengungkapkan bahwa bencana adalah suatu kejadian yang berulang dan di Aceh, maka perlu tindakan agar dampak dari bencana tidak lagi terjadi seperti tahun sebelumnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Penyelamatan, Pelestarian, dan Pelindungan Arsip ANRI, Kandar menyampaikan bahwa arsip memiliki sifat yang tidak berubah informasinya dan abadi. Melalui arsip, ingatan pribadi dan proyektif dapat diperkuat. Oleh karenanya, diperlukan upaya pelestarian, sehingga informasi yang terekam dalam arsip dapat terjaga dan dimanfaatkan.

Balai Arsip Statis dan Tsunami ANRI yang juga berperan sebagai Pusat Studi Arsip Kebencanaan telah melaksanakan pelestarian arsip secara berkelanjutan untuk keperluan publik. Arsip tsunami yang telah diakui sebagai Memory of the World dimanfaatkan sebagai bukti akuntabilitas, penelitian, dan sumber pembelajaran bagi publik.

Lebih lanjut pada pemaparannya yang berjudul “Restoring the Past to Secure the Future: Archival Strategies for a Resilient Aceh”, Nishi Yoshimi mengungkapkan bahwa aplikasi Memorygraph dibentuk sebagai pengingat memori kebencanaan yang terjadi di Aceh. Ini juga sebagai upaya merawat memori kebencanaan agar diketahui generasi kini dan mendatang. Aplikasi ini memungkinkan pengambilan foto dengan komposisi yang sama, yang berguna untuk fotogradi sekarang dan dulu, sebelum dan sesudah, fotografi tidak tetap dan lainnya.

Selanjutnya, Tarmizi A Hamid dengan materinya yang berjudul “Gempa dan Tsunami dalam Manuskrip Aceh Aceh: Melihat Tsunami dari Kacamata Kearifan Lokal di Aceh”. Ia menjelaskan bahwa catatan peritiswa bencana di Aceh sudah tercatat dalam manuskrip Aceh yang tertulis di masa lampau. Catatan-catatan ini menjadi pembelajaran penting bagi masyarakat di masa kini untuk dapat lebih siap dalam menghadapi risiko bencana di kemudian hari nantinya. 

Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Didik Darmanto dalam penyampaiannya mengungkapkan bahwa pembelajaran bencana dari arsip tsunami yang dikelola dapat dikembangkan. Contohnya sebagai sumber pengetahuan masayarakat masa kini dalam menghadapi bencana dan memperkuat budaya sosial dalam pembangunan nasional.

Seminar ini dipandu moderator, Rizanna Rosemary dan dihadiri perwakilan lembaga kearsipan daerah seluruh Indonesia, perwakilan perguruan tinggi dan instansi vertikal di Aceh, tenaga pendidik, mahasiswa, dan pemerhati kebencanaan. Kegiatan ini pun disiarkan langsung melalui saluran akun YouTube Arsip Nasional RI.

 (sr)


Foto : BAST
Penulis : sr
Editor : tk

Bagikan

Views: 58