Banda Aceh - 11/12/24, Tahun 2024 genap dua decade berlalu gempa dan tsunami aceh. Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) melestarikan arsip tsunami yang menjadi bukti rehabilitasi dan rekontruksi Aceh pascatsunami.
Pelaksana Tugas Kepala ANRI, Imam Gunarto menyampaikan bahwa arsip menjadi elemen penting yang sering kali kurang terlihat. Arsip merekam tidak hanya tragedi yang terjadi tetapi juga perjuangan masyarakat Aceh untuk bangkit kembali. Arsip menjadi saksi bisu atas bagaimana bangsa ini bersatu padu, bekerja keras, dan membangun kembali masa depan dari puing-puing kehancuran.
“Pada peringatan dua dekade gempa dan tsunami Aceh, tema "Merawat Ingatan, Membangun Ketangguhan" menjadi sangat relevan. Arsip yang terkait tsunami Aceh bukan sekadar catatan sejarah, tetapi juga menjadi sumber pembelajaran untuk memahami risiko bencana, mengembangkan strategi mitigasi, dan membangun ketahanan masyarakat di masa depan,” terang Imam.
Peringatan dua dekade gempa dan tsunami Aceh dilaksanakan di Gedung AAC Dayan Dawood, Universitas Syiah Kuala (USK) yang turut dihadiri Pelaksana harian Asisten I Sekretaris Daerah Aceh, Syakir, Rektor USK, Marwan, Konsulat Jenderal Jepang di Medan, Takonai Susumu; perwakilan lembaga kearsipan daerah seluruh Indonesia, perwakilan perguruan tinggi dan instansi vertikal di Aceh, lumni Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias (BRR NAD-Nias).
“Peringatan dua dekade gempa dan tsunami Aceh menjadi upaya penuh BAST dalam meningkatkan kesadararan masyarakat. Melalui arsip tsunami sebagai bahan pembelajaran, sehingga dampak bencana yang sama tidak lagi terjadi di kemudian hari nanti,” papar Kepala BAST dalam laporan pelaksanaan kegiatan yang disampaikan pada pembukaan acara seminar internasional.
Arsip tsunami yang dikelola oleh BAST kemudian menjadi begitu penting sebagai bukti dalam membangun sematngat ketangguhan dalam menghadapi segala bencana.
Senada halnya dengan Syakir, ia menyampaikan bahwa arsip tsunami yang dilekola dengan baik oleh BAST, merupakan sumber serta model pembelajaran yang dapat dimanfaatkan masyarakat. “Oleh karena itu eksistensinya menjadi penting dalam keberlangsungan upaya mitigasi bencana ke depannya,” jelasnya.
Sementara itu, Marwan mengungkapkan bahwa kegiatan ini menjadi pengingat kembali mengenai kejadian tsunami yang terjadi di Aceh 20 tahun yang lalu. Dari tragedi besar tersebut, muncul kekuatan, ketahanan dan solidaritas yang mendorong kebangkitan bagi masyarakat Aceh untuk menjalani hidupnya menjadi lebih baik lagi.
(sr)
Foto : BAST ANRI
Penulis : sr
Editor : tk