08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

BAST Kenalkan Khazanah Arsip Tsunami sebagai Memori Bencana pada PRISB "Memory Talk"

BAST Kenalkan Khazanah Arsip Tsunami sebagai Memori Bencana pada PRISB "Memory Talk" BAST Kenalkan Khazanah Arsip Tsunami sebagai Memori Bencana pada PRISB "Memory Talk" BAST Kenalkan Khazanah Arsip Tsunami sebagai Memori Bencana pada PRISB "Memory Talk" BAST Kenalkan Khazanah Arsip Tsunami sebagai Memori Bencana pada PRISB "Memory Talk" BAST Kenalkan Khazanah Arsip Tsunami sebagai Memori Bencana pada PRISB "Memory Talk" BAST Kenalkan Khazanah Arsip Tsunami sebagai Memori Bencana pada PRISB "Memory Talk"

16

Dec 23

BAST Kenalkan Khazanah Arsip Tsunami sebagai Memori Bencana pada PRISB "Memory Talk"

Aceh Besar - 16/12/2023, Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menghadiri PRISB Memory Talk “Merawat Memori: Catatan dari Tsunami 2004” yang diselenggarakan oleh Pusat Riset Ilmu Sosial dan Budaya, Univeristas Syiah Kuala (PRISB USK) bekerja sama dengan BAST dan Sophie's Sunset Library.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber, di antaranya Akademisi Bidang Kebencanaan, Alfi Rahman, Pegiat Literasi dan mantan jurnalis nasional, Raihan Lubis, dan Kepala BAST, Muhamad Ihwan, serta dihadiri oleh puluhan peserta dari kalangan mahasiswa, akademisi, dan masyarakat umum. 

Kepala BAST, Muhamad Ihwan memaparkan peran penting lembaga kearsipan, terutama BAST sebagai Pusat Studi Arsip Kebencanaan/Arsip Tsunami dalam merawat dan melestarikan memori bencana. Arsip-arsip yang dikelola BAST merupakan bukti bahwa gempa dan tsunami dahsyat pernah terjadi di Aceh. Arsip-arsip tersebut perlu terus dirawat agar menjadi tuntunan dan pembelajaran penting bagi banyak generasi ke depannya.

Ihwan menambahkan bahwa sudah saatnya masyarakat terutama generasi muda sadar akan pentingnya arsip dan informasi yang terkandung di dalamnya. Ia mengajak siapa pun untuk dapat mengakses dan memanfaatkan arsip tsunami yang dikelola oleh BAST sumber informasi dan pengetahuan utama terkait kebencanaan.

Sementara itu, Raihan Lubis yang juga merupakan Co-Founder Sophies Sunset Library menyebutkan, sebenarnya, banyak sekali naskah-naskah zaman dahulu yang sudah meramalkan tentang bencana di Aceh, salah satunya adalah Naskah Takbir Gempa. Sayangnya, Naskah Takbir Gempa ditulis dalam bab ramalan, sehingga masyarakat percaya bahwa itu hanya ramalan yang tidak akan mungkin terjadi.

Menurut Raihan, Naskah Takbir Gempa, yang juga dipamerkan pada kegiatan tersebut, merupakan kumpulan naskah tua yang ditulis sejak zaman Kerajaan Aceh Darussalam hingga periode kemerdekaan yang berisi informasi khusus terkait kebencanaan. Di masa saat ini, naskah tersebut dapat dijadikan sumber penelitian lebih lanjut sebagai bentuk literasi mitigasi bencana di masa kini dan yang akan datang. 

Menutup sesi pemaparan narasumber, Alfi Rahman yang juga merupakan Ketua PRISB USK mengatakan, memory talk ini dilaksanakan dalam rangka mengenang bencana tsunami Aceh yang terjadi tahun 2004 silam.

“Kita ingin menyelenggarakan diskusi ini bukan untuk membangkitkan kembali rasa trauma, melainkan mengingatnya untuk belajar memetik pelajaran dari bencana kemarin, memotivasi kita untuk menjalani hidup lebih baik, dan memupuk rasa syukur kita,” ungkap Alfi.

Pada kegiatan ini, BAST juga menghadirkan pameran arsip kebencanaan yang menampilkan beberapa koleksi arsip foto rekaman momen Aceh dan masyarakatnya pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh.


Foto : Balai Arsip Statis dan Tsunami
Penulis : sr/ekh
Editor : sa

Bagikan

Views: 283