08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

Dua Pembicara ANRI Tampil di Simposium Konferensi Internasional SEAPAVAA 2023

Dua Pembicara ANRI Tampil di Simposium Konferensi Internasional SEAPAVAA 2023 Dua Pembicara ANRI Tampil di Simposium Konferensi Internasional SEAPAVAA 2023 Dua Pembicara ANRI Tampil di Simposium Konferensi Internasional SEAPAVAA 2023

11

May 23

Dua Pembicara ANRI Tampil di Simposium Konferensi Internasional SEAPAVAA 2023

Pattaya, Thailand - 11/05/23 - Dua pegawai Direktorat Preservasi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) tampil sebagai pembicara di Simposium Konferensi ke-27 SEAPAVAA (South East Asia-Pasific AudioVisual Archives) yang dilaksanakan di Mahatai Convention Centre, Pattaya, Thailand.

Konferensi yang mengangkat tema Sustainable Audio Visual Archives for the Community ini diikuti oleh lebih dari 200 peserta dari berbagai negara di Asia Tenggara dan Pasifik.

Pembicara pertama adalah Dhani Sugiharto selaku Ketua Tim Penyimpanan Arsip, Direktorat Preservasi ANRI, mengangkat topik tentang Pengelolaan Arsip Audio Visual di ANRI.  Dhani mengungkapkan, Preservasi arsip Audio Visual (AV) di ANRI memiliki tantangan serius di era digital karena memerlukan biaya yang besar untuk preservasi dan pemeliharaannya. Selain itu, juga memerlukan SDM berkemampuan dan keahlian khusus.

Dalam pengelolaan khazanah arsip, setiap arsip adalah unik, dengan riwayat transfer, penanganan, dan penyimpanannya sendiri. 

Lebih lanjut, Dhani menekankan bahwa tantangan terbesar di Indonesia adalah iklim tropis. Kondisi penyimpanan pada suhu dan kelembapan rendah sulit dicapai karena peralatan yang terbatas.

Namun, arsip harus dapat ditangani dengan baik dan tepat sehingga dapat dilakukan penertiban atau upaya dini untuk mencegah kerusakan.

Sementara pembicara kedua adalah Achmad Dedi Faozi selaku Ketua Tim Reproduksi dan Digitalisasi Arsip, Direktorat Preservasi ANRI, yang mengangkat topik tentang The Birth of ASEAN (Lahirnya ASEAN), Digital Restoration Audio-Visual, Archives Tracking Logs of Indonesia in ASEAN.

Dedi mengungkapkan sejarah pendirian ASEAN pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, ditandai dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok oleh para pemimpin lima negara pendiri, yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina, dengan tujuan untuk menstabilkan Asia Tenggara. Kumpulan arsip pendirian ASEAN saat ini sedang dinominasikan sebagai MOW CAP (Asia Pasifik) bersama para negara pendiri ASEAN (joint nomination), untuk mewujudkan stabilitas di kawasan Asia Tenggara, yang dapat diwujudkan melalui kerja sama ekonomi dan sosial budaya serta memajukan perdamaian tingkat regional. Hasil digitalisasi video U-Matic telah direstorasi digital menggunakan alat restorasi digital, sehingga gambarnya relatif lebih stabil dan jernih.

( DHS )


Penulis : DHS

Bagikan

Views: 853