08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

IPB JALIN KERJA SAMA DENGAN ANRI DAN PERPUSTAKAAN NASIONAL

IPB JALIN KERJA SAMA DENGAN ANRI DAN PERPUSTAKAAN NASIONAL

10

Jul 18

IPB JALIN KERJA SAMA DENGAN ANRI DAN PERPUSTAKAAN NASIONAL

Perpustakaan dan Unit Arsip Institut Pertanian Bogor (IPB) IPB bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menggelar Seminar Nasional "Kesigapan Arsiparis dan Pustakawan Memasuki Era Revolusi Industri 4.0", Selasa (10/7) di Kampus IPB Dramaga. Pada acara ini, dilaksanakan Memorandum of Understanding (MoU) antara IPB dengan PNRI, IPB dengan ANRI.

Penandatanganan kerjasama IPB dengan PNRI ini dilakukan oleh Rektor IPB, Dr. Arif Satria  dan Kepala PNRI,  Muhammad Syarif Bando dan Kepala ANRI,  Dr. Mustari Irawan, MPA.  IPB juga memfasilitasi MoU antara PNRI,  ANRI dan beberapa perguruan tinggi di wilayah Bogor dan sekitarnya, diantaranya dengan Universitas Pertahanan Indonesia,  Universitas Nusa Bangsa, Universitas  Djuanda, Universitas Ibnu Khaldun, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan,  Universitas Islam Assyafiiyah, Universitas Siliwangi dan Universitas Pakuan.

Dalam sambutannya, Rektor IPB, Dr. Arif Satria menyampaikan ucapan selamat, dengan adanya kerjasama PNRI, ANRI dengan IPB dan perguruan tinggi wilayah Bogor serta sekitarnya dapat menjadikan sinergi semakin kuat. Rektor IPB menyebutkan pustakawan harus dapat membaca tanda-tanda perubahan. "Dengan membaca tanda-tanda perubahan zaman, maka perpustakaan dapat menyesuaikan diri sesuai dengan kebutuhan masyarakat," tutur Arif Satria.

Hal serupa disampaikan oleh Kepala PNRI, Muhammad Syarif Bando.  “Bisa jadi tugas seorang pustakawan harus berubah. Kita dituntut bergerak memahami apa yang dibutuhkan masyarakat. Seberapa  besar masyarakat mengakses perpustakaan khususnya Perpustakaan Nasional. Seberapa besar kemampuan Perpustakaan Nasional menghimpun semua informasi apa yang dibutuhkan masyarakat. Budaya baca Indonesia rendah. Saya masih ragu di pedalaman Indonesia, masyarakat rajin membaca buku. Bisa jadi satu buku dibaca oleh 15 ribu orang. Artinya Indonesia lapar buku,” papar Muhammad Syarif.

Sementara itu dalam paparannya, Mustari menyampaikan bahwa dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0, Arsiparis memiliki tantangan dalam pengelolaan arsip di masa mendatang, diantaranya arsip-arsip yang tercipta akan mengarah pada arsip berbasis teknologi digital dan cloud computing. Mustari menambahkan bahwa ANRI terus berupaya mengembangkan Jaringan Informasi Kearsipan Nasional. (Is)


Bagikan

Views: 795