08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

KOMERSIALISASI ARSIP AUDIO VISUAL DAN MENJAGA PERADABAN BANGSA

KOMERSIALISASI ARSIP AUDIO VISUAL DAN MENJAGA PERADABAN BANGSA

30

Sep 19

KOMERSIALISASI ARSIP AUDIO VISUAL DAN MENJAGA PERADABAN BANGSA

Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) menyelenggarakan Workshop Digitasi dan Monetisasi Arsip Audiovisual dari tanggal 25-28 September 2019 bertempat Hotel Alila Surakarta, Jawa Tengah.

Workshop ini bertujuan untuk mengembangkan produk ekonomi kreatif terutama arsip audio visual yang merupakan kekayaan intelektual Bangsa Indonesia yang selama ini belum dapat dimanfaatkan secara maksimal menjadi bernilai komersial tinggi.

Workshop yang diikuti oleh para pelaku ekonomi kreatif dari seluruh Indonesia, dibuka oleh Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif Ricky Joseph Pesik, dilanjutkan dengan penandatangan nota kesepahaman antara BEKRAF dengan Perum Percetakan Negara RI dan Institute National de I’audiovisual (INA) Perancis.

Workshop diawali dengan Business Talk yang menghadirkan pembicara dari ANRI, INA, Dirjen Kebudayaan, BE KRAF, dan 13 Entertainment.

Dalam Business Talk tersebut Direktur Preservasi ANRI, Kandar mempresentasikan Pengelolaan Arsip Statis Audiovisual. Kandar mengatakan bahwa Arsip Audiovisual di ANRI sangat banyak jumlahnya yang meliputi foto 3.460.868 lembar, film 59.002 reel, microfilm 14.463 roll, microfische 14.262 fische, sound recording 45.445 kaset, video 25.347 kaset, piringan hitam 101 piece, dan optical disc 16.152 keping.

Selama ini ANRI sudah mengelola arsipnya dengan benar mulai dari penyimpanan dan pemeliharaan, restorasi bagi arsip yang rusak, dan digitalisasi untuk kepentingan pelestarian dan akses.

Namun demikian tantangan bagi ANRI dalam pengelolaan arsip audiovisual tersebut antara lain pertama; Indonesia merupakan negara tropis yang bersuhu 18º s.d 38º C dan kelembaban 90 %, padahal suhu yang diperlukan untuk kelestarian arsip tersebut di bawah 18º C dan kelembaban maksimal 55 %. Kedua; obsolete format (betacam, betamex, umetic, dan film) dan ketiga; missing player dalam digitalisasi.

Volume arsip di ANRI yang sangat banyak tersebut belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh para pelaku ekonomi kreatif, sehingga workshop ini sangat baik bagaimana mengoptimalkan keberadaan arsip tersebut untuk kepentingan bisnis.

Di samping arsip tersebut mempunyai manfaat untuk riset, pendidikan, hiburan, dan menjaga peradaban bangsa. Kandar mempersilakan para pelaku ekonomi kreatif untuk memanfaatkan arsip di ANRI untuk kepentingan yang lebih luas termasuk bisnis, namun jangan lupa peradaban bangsa Indonesia harus tetap terjaga karena informasi di dalam arsip tersebut merupakan identitas dan jati diri bangsa Indonesia.(kdr)*(lnh)


Bagikan

Views: 946