08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

Mari Berjuang Bersama Jadikan Arsip KAA sebagai Warisan Dunia!

Mari Berjuang Bersama Jadikan Arsip KAA sebagai Warisan Dunia!

27

Oct 14

Mari Berjuang Bersama Jadikan Arsip KAA sebagai Warisan Dunia!

Kiri: Kepala ANRI, Mustari Irawan membuka acara FGD

Tengah: Prof. Arief Rachman saat menyampaikan keynote speech

Kanan: Peserta FGD menyaksikan film dokementer tetang Konferensi Asia Afrika yang dibuat bersumber pada arsip KAA yang dilestarikan di ANRI. (Dok. HM. ANRI)

 

JAKARTA – Sebagai salah satu upaya menyebarluaskan nilai –nilai Dasasila Bandung melalui penominasian arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) menjadi warisan dunia atau Memory of The World (MoW), Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Ruang Serba Guna Noerhadi Magetsari, ANRI (27/10).

Acara FGD yang dibuka Kepala ANRI, Mustari Irawan menghadirkan keynote speech Ketua Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Prof. Arief Rachman. Dalam paparannya, Arief menyampaikan bahwa keuntungan mendapatkan MoW bukanlah sesuatu hal yang bersifat material. Jangan sampai Indonesia menjadi bangsa yang dikendalikan pola pikir untung keuangan.

“Pengajuan arsip KAA sebagai MoW karena kita ingin memiliki norma, kehidupan yang bermartabat dan nilai lebih sebagai sebuah bangsa yang merdeka. Penominasian arsip KAA sebagai MoW banyak yang sangat relevan dengan kehidupan sekarang. Kita harus berjuang bersama-sama dengan tekun untuk menjadikan arsip KAA sebagai MoW,” papar Arief.

Pernyataan Prof. Arief tersebut senada halnya dengan pernyataan kepala ANRI saat membuka acara. Mustari menyampaikan bahwa para penggagas penominasian arsip KAA sebagai MoW berupaya dengan keras untuk selalu menyediakan berbagai dokumentasi yang berkaitan dengan KAA baik naskah, foto, dan film. “Marilah kita secara bersama-sama mewujudkan impian agar seluruh dokumentasi KAA yang ada dapat segera diimplementasikan ke forum internasional dan menempati posisi yang baik serta terhormat dalam MoW,” jelas Mustari.

Tak lama berselang setelahnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 1993 s.d 1998, Prof. Wardiman Djojonegoro menyampaikan paparan singkat tentang proses pengajuan dan perkembangan penominasian arsip KAA sebagai MoW. Wardiman juga menyampaikan beberapa usulan tentang program percepatan penominasian arsip KAA sebagai MoW.

Berbagai masukan dan saran dijaring dalam dua sesi diskusi FGD ini. Sesi pertama diskusi mengupas tema Nilai-Nilai KAA. Pada kesempatan ini hadir tiga orang pemateri yaitu Jackson Leung, saksi sejarah pelaksanaan KAA, sejarawan Mukhlis PaEni dan Ketua MoW Indonesia Prof. Bambang Subiyanto.

Sesi kedua membahas tema Progres Pengajuan Arsip KAA sebagai MoW dengan pembicara Deputi Bidang Pengembangan Bahan Perpustakaan dan Jasa Informasi, Perpustakaan Nasional Welmin Sunyi Ariningsih, Kepala Subdirektorat Sosial Budaya OINB Kementerian Luar Negeri, Gulvan Alvero dan Kepala Operasional PT Jakarta Prima Digital Lavesh M. Santani.

Selain itu, seperti yang disampaikan Prof. Arief dan Mustari bahwa kita harus berjuang bersama menjadikan arsip KAA sebagai MoW, masyarakat umum pun dapat terlibat aktif. Mereka secara serempak dapat memberikan dukungannya dalam proses penominasian arsip KAA sebagai MoW  dengan cara memberikan “like” pada film dokumenter KAA melalui link http://youtube.be/-3dG7wB9WcM.

FGD yang bertajuk mengembangkan nilai–nilai Dasasila Bandung melalui penominasian arsip KAA menjadi MoW dihadiri peserta sebanyak 100 orang yang berasal dari KNIU, Komite MoW Indonesia, arsiparis, guru, dosen, komunitas sejarah, lembaga kearsipan daerah, Perguruan Tinggi, peneliti dan jurnalis. (TK)


Bagikan

Views: 928