08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

Megawati Dukung ANRI Ajukan Arsip KAA dan GNB sebagai Memory of the World

26

May 15

Megawati Dukung ANRI Ajukan Arsip KAA dan GNB sebagai Memory of the World

Presiden ke-5 RI, menyampaikan pidato kebudayaannya dihadapan peserta Seminar Internasional Arsip KAA dan GNB sebagai Memory of the World (26/5). Dok.HM. ANRI

Jakarta - Presiden ke-5 Republik Indonesia (RI) Megawati Soekarno Putri turut mendeklarasikan dukungannya terhadap arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Gerakan Non Blok (GNB) yang diajukan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai Memory of the World. Dukungannya ini disampaikan dalam pidatonya yang berjudul membangun Memori Kolektif Bangsa-Bangsa: Mendukung Arsip KAA dan GNB sebagai Memory of the World dalam acara Seminar Internasional Arsip KAA dan GNB sebagai Memory of the World (26/5) di Ruang Serba Guna Noerhadi Magetsari, gedung C, lantai 2, ANRI, jalan Ampera Raya nomor 7 Jakarta Selatan.

Menurut putri Presiden ke-1 RI ini KAA merupakan peristiwa politik penting yang merubah peradaban dunia. Spirit dasa Sila Bandung bergerak menjadi basis kekuatan moral dan tenaga pembebas bagi bangsa-bangsa untuk merdeka. Demikian halnya terhadap Gerakan Non Blok. Gerakan ini membawa harapan baru agar dunia  keluar dari berbagai ketegangan politik akibat persaiangan kedua blok besar yang saling bertikai, yakni Blok Barat dan Blok Timur.

“Sejarah juga membuktikan, bahwa ketika kemerdekaan diakui sebagai hak segala bangsa, dan ketika perdamaian dunia ditegakkan atas prinsip keadilan, begitu banyak bangsa-bangsa baru merdeka terlahir, dan menjadi satu kekuatan baru yang anti penjajahan. Disitulah peran besar KAA dan GNB dalam sejarah peradaban umat manusia. Di sinilah keseluruhan makna memory of the world itu kita letakkan. Karenanya, generasi yang akan datang, tidak akan pernah kehilangan pijakan, bahwa di dalam sejarah perjuangan kemanusiaan, guna mewujudkan suatu tata dunia baru berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, ada dua peristiwa maha penting yang menjadi milestone sejarah peradaban dunia, yakni KAA dan GNB. Hal inilah yang mendorong saya pribadi memberikan dukungan sepenuhnya terhadap upaya ini,” tegas Megawati.

Seminar Internasional Arsip KAA dan GNB sebagai Memory of The World diselenggarakan untuk memperoleh rekomendasi dalam rangka membangun kesadaran masyarakat atas pentingnya arsip KAA dan GNB sebagai warisan dokumenter yang layak dinominasikan sebagai Memory of the World. Seminar internasional diikuti ini 150 peserta yang berasal dari negara pemrakarsa KAA dan penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi GNB seperti Indonesia, Serbia, Mesir, Aljazair, Malaysia, Pakistan,  dan negara pemantau seperti Cina dan Belanda, perwakilan Lembaga Kearsipan Provinsi/Kabupaten/Kota, Kepala Unit Kearsipan Instansi Pusat, arsiparis, pakar, sejarawan, akademisi, peneliti, dosen, dan jurnalis.

Adapun materi yang dibahas dalam Seminar Internasional Arsip KAA dan GNB sebagai Memory of The World terbagi dalam dua sesi diskusi. Dalam kesempatan ini, dilaksanakan peluncuran buku Diplomatic Relation: Indonesia – Yugoslavia 1945-1967 yang dilaksanakan atas kerja sama ANRI dengan Arsip Nasional Serbia. Selain itu, dalam kesempatan ini Kepala ANRI, Mustari Irawan mengukuhkan Duta Arsip kepada Muhammad Prananda Prabowo dan Rieke Diah Pitaloka. Penetapan Muhammad Prananda Prabowo dan Rieke Diah Pitaloka sebagai Duta Arsip akan diwujudkan dalam bentuk sosialisasi kearsipan yang meliputi pengelolaan, penyelamatan, pelindungan, penggunaan arsip dan penyediaan sumber daya dukung serta penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. ANRI juga akan melaksanakan penandatanganan Executive Program dengan State Archives Administration of China (SAAC).

Selain itu, Kepala ANRI  juga memberikan penghargaan bidang kearsipan kepada Mantan Duta Besar Indonesia untuk Serbia, Semuel Samson karena komitmen dan integritas yang tinggi di bidang kearsipan dan kegiatan pelindungan dan penyelamatan arsip bernilai guna kesejarahan, Kepala Arsip Nasional Serbia Miladin Milosevic dan Kepala Arsip Diplomatik Kementerian Luar negeri Serbia Ranko Milic atas jasanya dalam pelindungan dan penyelamatan arsip hubungan kerja sama bilateral bidang kearsipan antara Indonesia dan Serbia, penelitian dan publikasi arsip hubugan diplomatik Indonesia dan Serbia tahun 1945 s.d 1967 serta Prof. Dr. Ljubodrac Dimic, Akademisi Universitas Beograd dan Aleksandar Rakovic atas jasanya dalam pelindungan dan penyelamatan arsip penelitian dan publikasi hubugan diplomatik Indonesia dan Serbia tahun 1945 s.d 1967. (TK)


Bagikan

Views: 1462