08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

Nasir Djamil Kunjungi Balai Arsip Statis dan Tsunami

Nasir Djamil Kunjungi Balai Arsip Statis dan Tsunami Nasir Djamil Kunjungi Balai Arsip Statis dan Tsunami Nasir Djamil Kunjungi Balai Arsip Statis dan Tsunami Nasir Djamil Kunjungi Balai Arsip Statis dan Tsunami Nasir Djamil Kunjungi Balai Arsip Statis dan Tsunami

21

Oct 20

Nasir Djamil Kunjungi Balai Arsip Statis dan Tsunami

Banda Aceh 19/10/2020 - Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Muhammad Nasir Djamil melaksanakan kunjungan kerja ke Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST). Nasir Djamil beserta stafnya disambut oleh Sekretaris Utama Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Imam Gunarto, Kepala BAST, Muhamad Ihwan dan Kepala Biro Umum ANRI, Sarip Hidayat.

Kedatangan Nasir Djamil ke BAST untuk meninjau langsung aktivitas di kantor BAST dan membahas berbagai isu di bidang kearsipan, terutama yang berkaitan dengan Arsip Tsunami dan Arsip Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias yang kini disimpan di Balai Arsip Statis dan Tsunami. Nasir Djamil mengatakan, saat ini masyarakat masih kurang sadar terhadap pentingnya arsip, untuk itu BAST harus mampu memberikan informasi kepada masyarakat tentang bagaimana pentingnya arsip. 

Selain itu, Nasir Djamil mengungkapkan bahwa BAST juga harus mencari arsip sejarah Aceh maupun arsip lainnya yang bernilai sejarah sehingga dapat dimanfaatkan untuk ilmu pengetahuan. Nasir Djamil juga mendukung upaya BAST untuk menjadikan BAST sebagai pusat studi arsip kebencanaan nasional.

Dalam kunjungan tersebut, Nasir Djamil juga meninjau ruang layanan arsip, ruang penyimpanan dan ruang pengolahan arsip statis untuk melihat proses pengolahan arsip statis dan penyimpanan arsip.

Sementara itu, Kepala BAST, Muhamad Ihwan menyampaikan, jumlah arsip yang disimpan oleh BAST kini mencapai 10 ribu meter linier lebih, yang terdiri dari berbagai jenis, baik itu kertas, peta, arsitektur, CD, dan foto.  Arsip Tsunami tersebut sudah diakui oleh UNESCO sebagai Memory of the World pada tahun 2017. “Arsip tersebut merupakan rekaman peristiwa bencana tsunami, proses mitigasi bencana, serta proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana tsunami,” kata Ihwan. Arsip tersebut, disimpan dan dirawat agar menjadi bukti sejarah dan rujukan bagi generasi sekarang maupun dimasa yang akan datang tentang bagaimana proses rehabilitasi dan rekonstruksi dilakukan pasca Tsunami di Aceh.

“Arsip tsunami juga menjadi memori kolektif bagi masyarakat dunia karena telah mampu menciptakan semangat persatuan, solidaritas, dan kemanusiaan di antara bangsa-bangsa di dunia,” jelas Ihwan.

( FM )


Penulis : FM
Editor : tk

Bagikan

Views: 812