08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

Penajaman Linimasa Sukarno, Menuju Kongres Sejarah Bung Karno

Penajaman Linimasa Sukarno, Menuju Kongres Sejarah Bung Karno Penajaman Linimasa Sukarno, Menuju Kongres Sejarah Bung Karno Penajaman Linimasa Sukarno, Menuju Kongres Sejarah Bung Karno Penajaman Linimasa Sukarno, Menuju Kongres Sejarah Bung Karno Penajaman Linimasa Sukarno, Menuju Kongres Sejarah Bung Karno

18

Mar 22

Penajaman Linimasa Sukarno, Menuju Kongres Sejarah Bung Karno

Jakarta - 18/03/22. Sebagai salah satu langkah mempersiapkan Kongres Sejarah Sukarno, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI), Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Komunitas Masyarakat Sejarawan Indonesia berkolaborasi menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) kedua Penajaman Linimasa Sukarno. FGD diselenggarakan secara hybrid, dengan pelaksanaan acara secara luring di Ruang Serbaguna Noerhadi Magetsari, Gedung C, lantai 2, ANRI dan secara daring melalui aplikasi zoom cloud meeting. Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Ketua Komisi X Agustina Wilujeng Pramestuti, Kepala ANRI, Imam GunartoKepala Perpusnas RI, M. Syarif Bando, Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama di lingkungan ANRI dan Perpusnas RI.

Menurut Imam Gunarto, gagasan penyelenggaraan Kongres Sejarah Bung Karno yang disiapkan dengan berbagai kegiatan menjadi salah satu upaya untuk menghidupkan perjalanan waktu, ingatan/memori, pesan masa lalu dari kehidupan Bung Karno berdasarkan sumber-sumber yang autentik dan terpercaya. “Diskursus tentang Bung Karno dan sejarahnya akan terus berkembang sejalan dengan ditemukannya bukti-bukti sejarah baru, referensi baru, baik dalam arsip maupun bahan perpustakaan,” terang Imam.

Ditambahkan olehnya, penyelenggaraan FGD menjadi wujud kolaborasi sebagaimana nilai dan amanah Bung Karno, “Kuat karena bersatu, bersatu karena kuat”. Penyelenggaraan kongres dan penelitian-penelitian tentang sejarah Bung Karno yang digagas Ibu Agustina adalah penting dilakukan. Imam juga berharap kegiatan ini dapat menginspirasi para berbagai pihak untuk menggagas dan mengembangkan sejarah tokoh fenomenal lain, seperti Bung Hatta, Bung Syahrir, Tan Malaka, M. Yamin, Sultan Hamengku Buwono IX, dan lain-lain. Dengan demikian dapat mengungkap nilai-nilai dari tokoh fenomenal bangsa kita yang kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan, sehingga diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan mencerahkan bangsa Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, M. Syarif Bando mengungkapkan bahwa banyak gagasan, pemikiran dan konsepsi Bung Karno telah mengilhami berbagai pergerakan kemerdekaan Indonesia. “Pada acara puncak Kongres Sejarah Bung Karno nanti sekitar akhir Mei 2022, diharapkan banyak peristiwa penting bersejarah dalam perjalananan Bung Karno, baik sebelum kemerdekaan maupun setelah kemerdekaan yang dihadirkan baik bersumber dari arsip maupun bahan perpustakaan,” terangnya.

Sementara itu, Agustina Wilujeng Bramastuti, menerangkan bahwa Kongres Bulan Bung Karno akan melibatkan berbagai pihak, termasuk diharapkan pihak terkait di daerah yang pernah ditinggali Bung Karno. “Peran sejarah Bung Karno menjadi penting bagi bangsa Indonesia, concern- nya dari kongres tersebut nantinya diharapkan dapat mengumpulkan, menerbitkan dan menunjukkan data-data sejarah perjalanan Bung Karno yang memiliki sumber akurat. Tidak hanya menghasilkan sesuatu yang ditulis, tapi membuahkan ilmu yang hidup, nilai-nilai, dan semangat yang dapat diteladani masyarakat Indonesia, serta dapat dijadikan referensi di bidang pendidikan. Arsip dan perpustakaan sebagai lokomotif utama untuk menggali data dan fakta, tetapi pemanfaatan/penggunaannya ada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” jelas Agustina.

Adapun sesi diskusi FGD dipandu Pemimpin Redaksi Suara Merdeka, Gunawan Permadi dan menghadirkan narasumber Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Prof. Singgih Tri Sulistiyono, Kurator Museum Konferensi Asia Afrika (KAA), Desmond Satria Ardian, Dosen Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila, Yuke Ardhiati dan Dosen Departemen Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia yang juga menjabat sebagai Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia, Agus Mulyana.

Pada paparannya Prof. Singgih menjelaskan bahwa pada Kongres Bung Karno ini nantinya harus memperhatikan hal-hal dalam pengumpulan sejarah Bung Karno, seperti jika turut mengumpulkan sumber atau dokumentasi yang tersebar di seluruh dunia, diperlukan penelusuran dan kerja sama dengan lembaga dokumentasi di seluruh dunia. Ini juga dapat memperkaya koleksi ANRI dan Perpusnas. Selain itu, perlu ditekankan bahwa kegiatan ini akan menghasilkan sesuatu yang baru dari perjalanan hidup Bung Karno yang lengkap dan berbeda dari yang karya biografi dan sejarah Bung Karno yang sudah ada. Hampir seluruh tahapan perjalanan Bung Karno memiliki nilai-nilai tersendiri yang dapat menjadi refleksi generasi saat ini maupun mendatang. Oleh karenanya, hal terpenting adalah menggali dan merumuskan warisan intangible Bung Karno yang masih relevan dengan keberlangsungan dan kejayaan Indonesia serta kontribusi Indonesia pada era milenial saat ini atau masa mendatang.

Ditambahkan Desmond bahwa banyak hal menarik yang dapat menjadi pembelajaran dari pemikiran Sukarno dalam politik luar negeri Indonesia, khususnya pada fase pembuahan, perumusan, pelaksanaan dan pasca-pelaksanaan KAA. Saat itu, politik luar negeri diwarnai kepentingan nasional kepentingan Irian Barat dan tekanan sistem internasional perang dingin. Dengan menunjukkan usaha politik untuk menentang kolonialisme dan imperialisme.

Pada bidang arsitektur Bung Karno pun memiliki karya yang cukup fenomenal. Menurut Yuke Ardhiati karya-karya di bidang arsitektur buah karya Bung Karno terbagi ke dalam beberapa fase. Pada setiap karya memiliki ciri khas dan bahkan tak jarang menunjukkan hal menarik yang menunjukkan identitas budaya Indonesia. Kiprah dan karya Sukarno turut dipengaruhi oleh pengalaman dan latar belakang yang menterainya. Pada sesi diskusi ini Agus Mulyana memaparkan bahwa pengalaman yang mempengaruhi cara berpikir dan berkarya Sukarno turut dipengaruhi oleh pendidikan serta latar belakang yang menyertai.

Beberapa latar belakang yang turut mempengaruhi tersebut antara lain, Sukarno memiliki ayah seorang guru/kaum elit/priyayi sehingga dapat dikategorikan pada kelas elit; budaya ayah dari Jawa dan Ibu Bali, maka pada pemikirannya turut diwarnai budaya Jawa, seperti cerita pewayangan; pengalaman sekolah Belanda, menjadikan Sukarno belajar filsafat-filsafat Barat, seperti sosialisme; pernah hidup pada zaman penjajahan Belanda, menjadikan Sukarno memiliki kemampuan berpikir dialektik antara pribumi yang dijajah dan Belanda sebagai penjajah; aktif sebagai aktivis pergerakan pada masa mahasiswa, menjadikan Sukarno berpikir dan bertindak secara radikal dan perubahan yang cepat (revolusi). Dari berbagai latar belakang tersebut menghasilkan Sukarno sebagai manusia Indonesia yang berakar budaya kepribadian bangsa Indonesia dan berpikiran maju ke depan didasarkan pada pengalaman barat.

( tk )


Penulis : tk

Bagikan

Views: 2581