08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

Peringati Hari Pers Nasional, ANRI Bahas Kemerdekaan Pers dalam Masa Tiap Presiden

Peringati Hari Pers Nasional, ANRI Bahas Kemerdekaan Pers dalam Masa Tiap Presiden Peringati Hari Pers Nasional, ANRI Bahas Kemerdekaan Pers dalam Masa Tiap Presiden

15

Feb 23

Peringati Hari Pers Nasional, ANRI Bahas Kemerdekaan Pers dalam Masa Tiap Presiden

Jakarta - 15/02/23 - Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional yang diperingati pada 9 Februari 2023, Pusat Studi Arsip Statis Kepresidenan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) membahas kemerdekaan pers dalam masa kepemimpinan tiap presiden Indonesia dalam acara Topik Seputar Cerita Presiden Terdahulu (TOP SECRET), Rabu (15/2). Acara yang ditayangkan secara langsung melalui kanal Youtube Arsip Nasional RI ini menghadirkan Wartawan Senior dan Advokat, Bachtiar Sitanggang dan dipandu oleh Arsiparis Muda ANRI, Otavia Syafarwati. 

Dalam gelar wicara tersebut, Bachtiar Sitanggang menyebutkan bahwa pers merupakan bagian dari perjuangan bangsa dan tanpa pers masyarakat dibungkam pada keadaan, seperti ketika ada bencana. Melalui pers, seluruh masyarakat dapat mengetahui bencana tersebut. Selain itu, Bachtiar juga menyampaikan pentingnya organisasi profesi. Menurutnya, organisasi profesi itu diperlukan karena di dalamnya terdapat kode etik yang mengatur dan melindungi setiap orang dalam profesi tersebut, termasuk untuk profesi pers.  

Bachtiar juga menyampaikan bahwa pendapat umum dan pendapat pers dahulu memiliki kesamaan karena sama-sama berjuang. Sedangkan saat ini, terdapat perbedaan dan masing-masing menganggap benar. Oleh karenanya, harus ada pembinaan dalam pengelolaan pers. 

“Pers perlu menunjukkan jati dirinya untuk kemajuan bangsa ini yang didasarkan pada Pancasila Undang-Undang Dasar 1945. Pers harus berdasarkan fakta. Jangan digabung fakta dengan opini. Peranan pers ini untuk menghantar bangsa ini ke kemajuan setelah 17 Agustus, bisa dilanjutkan oleh generasi berikutnya. Oleh karenanya, perlu ada penataan, mana yang pers dan yang bukan pers,” jelas Bachtiar Sitanggang. 

Dalam gelar wicara tersebut juga ditampilkan arsip-arsip terkait pers di Indonesia, seperti arsip tentang Presiden Sukarno yang pernah menulis di beberapa surat kabar dengan nama samaran Bima (Algemeene Secretarie: Templaar No.1664), arsip foto tentang Konferensi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Serikat Penerbitan Surat Kabar (SPS) dalam arsip Kempen Jakarta, serta arsip foto Gedung Lembaga Pers dan Pendapat Umum di Pegangsaan Timur 19B dalam khazanah arsip Kempen RI  Wilayah Jakarta. (sa)

 


Penulis : sa

Bagikan

Views: 546