Sarana
Mode Suara
Perbesar Text
Perkecil Text
Skala Abu-abu
Warna
Klise
Penerangan
Garis Bawahi Tautan
Pertegas Text
Atur Ulang
08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

Plt. Kepala ANRI Susuri Jejak Sejarah dan Budaya di Bantaeng

Plt. Kepala ANRI Susuri Jejak Sejarah dan Budaya di Bantaeng Plt. Kepala ANRI Susuri Jejak Sejarah dan Budaya di Bantaeng Plt. Kepala ANRI Susuri Jejak Sejarah dan Budaya di Bantaeng Plt. Kepala ANRI Susuri Jejak Sejarah dan Budaya di Bantaeng Plt. Kepala ANRI Susuri Jejak Sejarah dan Budaya di Bantaeng Plt. Kepala ANRI Susuri Jejak Sejarah dan Budaya di Bantaeng

03

Sep 24

Plt. Kepala ANRI Susuri Jejak Sejarah dan Budaya di Bantaeng

Bantaeng - 03/09/2024 -  Perjalanan menyusuri lorong sejarah dan budaya tersaji dalam kunjungan kerja Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) ke Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Didampingi Pj. Bupati Bantaeng, Andi Abubakar beserta jajaran, tim ANRI mengunjungi lima situs budaya bersejarah di Bantaeng, meliputi Situs Onto, Masjid Tua Tompong, Balla Lompoa Bantaeng, Kompleks Makam La Tenri Ruwa, dan Goa Batu Ejayya.

Perjalanan dimulai dari Situs Onto, situs arkeologi yang diyakini sebagai pusat awal mula terbentuknya Kerajaan Bantaeng pada abad ke-13. Di situs yang terletak di kaki Gunung Lompobattang ini, terdapat batu andesit berbentuk oval yang dikeramatkan, diyakini sebagai tempat kedatangan Tomanurung, cikal bakal raja-raja Bantaeng. 

Pada kegiatan ini, Tim ANRI beranjak ke Masjid Tua Tompong, saksi bisu penyebaran Islam di Bantaeng. Dibangun pada 1885, masjid ini memadukan arsitektur lokal Bugis-Makassar dengan sentuhan Eropa. Keunikan arsitektur dan nilai historisnya menjadikan masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan sosial masyarakat.

Selanjutnya, tim ANRI menunaikan salat berjamaah dan beraudiensi dengan pengurus masjid dan jamaah. Pada kesempatan tersebut, Plt. Kepala ANRI menyampaikan potensi Masjid Tua Tompong untuk didaftarkan dalam program registrasi arsip sebagai Memori Kolektif Bangsa. "Apabila ditemukan arsip historis di masjid ini, maka dapat diajukan untuk diregistrasi sebagai Memori Kolektif Bangsa," ujarnya.

Kunjungan dilanjutkan ke Balla Lompoa, istana kerajaan Bantaeng yang sarat akan nilai sejarah dan budaya. Arsitektur rumah panggung Bugis-Makassar dengan atap berbentuk segitiga dan hiasan kepala naga mencerminkan kejayaan masa lampau. Foto-foto masa lalu yang dipajang di dalam istana juga menambah nilai sejarah yang terkandung dalam istana ini.

Di Kompleks Makam La Tenri Ruwa, rombongan diajak napak tilas perjuangan penyebaran Islam di Bantaeng. Kompleks ini merupakan tempat peristirahatan terakhir La Tenriruwa, Raja Bone pertama yang memeluk Islam dan menyebarkannya di Bantaeng. Keberagaman bentuk makam dan nisan dengan ukiran yang indah menjadi daya tarik tersendiri.

Terakhir, rombongan mengunjungi Goa Batu Ejayya, situs purbakala yang menyimpan jejak kehidupan manusia purba. Goa ini dulunya merupakan tempat tinggal masyarakat prasejarah, terbukti dengan penemuan kerang dan serpihan senjata. 

Kunjungan ke situs-situs bersejarah ini memberikan gambaran komprehensif tentang kekayaan sejarah dan budaya Kabupaten Bantaeng. Diharapkan, kunjungan ini dapat mendorong upaya pelestarian dan pengembangan situs-situs bersejarah sebagai aset budaya dan wisata.

(PYN/AN)


Foto : Humas ANRI
Penulis : PYN/AN
Editor : tk

Bagikan

Views: 80