08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

Preservasi Arsip Warisan Budaya, Tim Preservasi ANRI Kunjungi Museum Aceh

Preservasi Arsip Warisan Budaya, Tim Preservasi ANRI Kunjungi Museum Aceh Preservasi Arsip Warisan Budaya, Tim Preservasi ANRI Kunjungi Museum Aceh Preservasi Arsip Warisan Budaya, Tim Preservasi ANRI Kunjungi Museum Aceh Preservasi Arsip Warisan Budaya, Tim Preservasi ANRI Kunjungi Museum Aceh

13

Dec 23

Preservasi Arsip Warisan Budaya, Tim Preservasi ANRI Kunjungi Museum Aceh

Aceh - 13/12/2023, Selain melakukan kegiatan preservasi arsip di Perpustakaan Kuno Tanoh Abee, Tim Preservasi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) yang dipimpin oleh Deputi Bidang Konservasi Arsip, Kandar juga melakukan visitasi ke Museum Aceh. Kunjungan ini dilakukan masih dalam rangkaian kegiatan “Peringatan 19 Tahun Gempa dan Tsunami Aceh, B19 Wave to Learn: Belajar Tsunami Arsip”.

Kegiatan visitasi dilakukan dalam rangka mengetahui kegiatan preservasi arsip yang telah dilakukan oleh Museum Aceh terhadap koleksi yang dikelolanya. Museum Aceh sendiri didirikan pada tanggal 31 Juli 1915 dengan jumlah koleksi yang dimiliki sebanyak 5.328 koleksi benda budaya dari berbagai jenis dan 12.445 buku dari berbagai judul yang berisi aneka macam ilmu pengetahuan.

Dalam kegiatan tersebut, Deputi Bidang Konservasi Arsip, Kandar diterima langsung oleh Kepala Museum Aceh, Mudha Farsyah didampingi oleh beberapa staf dan dilanjutkan dengan melihat koleksi Museum Aceh, terutama berkaitan dengan arsip yang dimiliki. Visitasi dilakukan mulai dari ruang pameran, ruang penyimpaan koleksi, ruang preservasi dan diakhiri dengan diskusi.

Dalam diskusi tersebut, Kandar menyampaikan pentingnya kegiatan preservasi yang harus segera dilakukan oleh fungsi-fungsi yang memiliki arsip, manuskrip maupun naskah, sehingga informasinya dapat terselamatkan dan tersampaikan kepada masyarakat sebagai bukti dari sejarah, budaya maupun pengetahuan. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat diketahui bagaimana proses preservasi dilakukan oleh lembaga-lembaga atau pemilik arsip sehingga dapat terjalin berbagi pengetahuan dan terdokumentasikan kegiatan preservasi secara nasional.

Sementara itu, Kepala Museum Aceh menyampaikan bahwa Museum Aceh telah melakukan preservasi terhadap koleksi-koleksi yang dimiliki mulai dari penyimpanan, restorasi, dan digitalisasi. Secara prinsip, Museum Aceh terbuka bagi siapapun yang mengajak kolaborasi dengan museum, baik dalam hal akses maupun preservasi. Sejauh ini, koleksi yang telah didigitalisasi adalah sebanyak 20% dari total koleksi yang dimiliki. Kunjungan ini diharapkan dapat menjadi referensi kerja sama ke depannya terkait dengan koleksi arsip, manuskrip, maupun naskah serta menjadi sarana untuk berbagi pengetahuan sekitar Arsip, Perpustakaan, dan Museum (LAM).

( PN )


Penulis : PN
Editor : sa

Bagikan

Views: 223