08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

Tidak cukup pandai tetapi kita harus berpandai-pandai

Tidak cukup pandai tetapi kita harus berpandai-pandai

23

Feb 13

Tidak cukup pandai tetapi kita harus berpandai-pandai

Cibinong, 23/2/2013.”Kita tidak cukup pandai saja tetapi kita harus pandai-pandai memanfaatkan ilmu dan kesempatan yang diberikan agar berhasil dengan baik apa yang kita rencanakan,” demikian pesan Prof. Dr. Ing. BJ. Habibi yang selalu diingat oleh Kepala Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Peneliti  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Pusbindiklat LIPI) Prof. Dr. Enny Sudarmonowati. Pesan Habibi tersebut disampaikan lagi oleh Kepala Pusbindiklat LIPI dalam acara penutupan Diklat  Pengangkatan Arsiparis Tingkat  Ahli yang diselenggarakan dari tanggal 3 s/d 23 Februari 2013. Pesan ini disampaikan kepada peserta diklat yang merupakan calon arsiparis LIPI karena banyaknya pertanyaan yang terkait dengan pengumpulan angka kredit arsiparis yang kesannya sulit untuk didapatkan oleh arsiparis ahli di LIPI. Maka konteks “tidak cukup pandai tetapi harus berpandai-pandai” tersebut harus bisa dimanfaatkan oleh arsiparis dalam semua tingkatan agar apa yang menjadi beban tugasnya bisa dikonversi menjadi angka kredit bagi arsiparis yang bersangkutan, lanjut Kapusbindiklat LIPI dalam acara penutupan yang dihadiri oleh Kepala Biro umum dan Perlengkapan LIPI, Drs. Amas, MM., Ibu Dra. Sulistyowati, MM., Kepala Bidang Penyelenggaraan Diklat, M. Ihwan, S.Sos, Msi., kepala Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan Pusdiklat Kearsipan ANRI dan pejabat dilingkungan Pusbindiklat LIPI.

Diklat Arsiparis Tingkat Ahli LIPI diikuti oleh 30 orang peserta yang berasal dari berbagai unit kegiatan di LIPI baik yang di pusat maupun di daerah. Diklat ini merupakan kerjasama Pusbindiklat LIPI Cibinong dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan (Pusdiklat Kearsipan). Semua pembiayaan disediakan dari dana dipa Pusbindiklat LIPI tahun 2013, sedangkan Pusdiklat Kearsipan ANRI menyiapkan modul, bahan praktek dan  pengajarnya.

Lebih lanjut disampaikan oleh Prof. Dr. Enny Sudarmonowati bahwa peserta diklat harus bisa menjaga komitmen kalau sudah memilih menjadi arsiparis ya harus dijalankan, jangan menyerah dan harus menjiwai pekerjaan tersebut. “Menjadi arsiparis jangan biasa-biasa saja tetapi harus luar biasa,” tuturnya.

Sementara itu Budi Martono, SE, salah seorang peserta diklat merasa senang dengan adanya diklat ini, karena dengan mengikuti diklat ini dia jadi mengerti bahwa apa yang selama ini dianggapnya sepele bahkan disepelekan olehnya ternyata penting dan punya daya tarik tersendiri. Bahkan dia mengungkapkan  “Jangan begitu lagi deh,” katanya, mengingat ketidak perduliannya i terhadap arsip yang tercipta di unitnya bekerja. Setiap berkas yang ada tidak diolah menjadi sebuah informasi tetapi hanya dibiarkan begitu saja sambil menunggu datangnya petugas dari unit kearsipan untuk membenahi arsipnya sebelum diserahkan ke unit kearsipan LIPI. Namun setelah mengikuti diklat ini dia menjadi paham dan mengerti akan pentingnya memelihara dan mengelolah arsipnya.

Lain Budi Martono lain pula Naib (seorang  Arsiparis Terampil senior  LIPI) dia mengikuti diklat ini untuk meningkatkan jenjang arsiparisnya dari Arsiparis Tingkat Terampil menjadi Arsiparis Tingkat Ahli selain untuk meningkatkan kompetensinya dibidang kearsipan. Menurut Naib, bahwa minat pegawai untuk menjadi arsiparis sangat tinggi ini terbukti dengan banyaknya pegawai yang mendaftarkan diri untuk mengikuti diklat Pengangkatan Arsiparis Tingkat Ahli yang diselenggarakan LIPI tersebut. “Walaupun pelajarannya sampai malam peserta diklat merasa senang dan tetap mengikuti kegiatan dengan semangat, aktif dan antusias,” tutur  Naib.

Demikian juga kesan mendalam juga disampaikan oleh Anwar dan Sidik yang merupakan pegawai Kebun Raya Cibodas bahwa keinginan menjadi arsiparis selain dilatar belakangi oleh tuntutan Reformasi Birokrasi dimana setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) harus menduduki jabatan fungsional dan mereka menjatuhkan pilihannya pada bidang kersipan yaitu Arsiparis. Dengan mengikuti diklat ini selain mendapatkan banyak hal yang baru dan wawasannya bertambah mereka sangat berharap bisa lulus dan diangkat menjadi arsiparis dalam waktu yang tidak terlalu lama sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku, mereka optimis dan yakin bisa memperbaiki kondisi kearsipan yang ada di LIPI khususnya di Kebun Raya Cibodas.

Setelah mengikuti diklat secara klasikal yang diadakan di Pusbindiklat LIPI di Jalan Raya Bogor, km 46, Cibinong, peserta akan menjalankan praktek kerja lapangan atau magang di unit kerjanya masing-masing selama 45 hari kerja sebagai bahan untuk menyusun Laporan Kerja Lapangan dan kalau lulus akan diberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan sebagai salah satu syarat untuk diangkat menjadi Pejabat Fungsional Arsiparis.(MI)


Bagikan

Views: 2939