08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

Tim Preservasi BAST Studi Banding Konservasi Manuskrip Kuno Koleksi Museum Aceh

Tim Preservasi BAST Studi Banding Konservasi Manuskrip Kuno Koleksi Museum Aceh Tim Preservasi BAST Studi Banding Konservasi Manuskrip Kuno Koleksi Museum Aceh Tim Preservasi BAST Studi Banding Konservasi Manuskrip Kuno Koleksi Museum Aceh

26

Sep 23

Tim Preservasi BAST Studi Banding Konservasi Manuskrip Kuno Koleksi Museum Aceh

- Banda Aceh, 26/09/2023 – Tim Preservasi Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)  melakukan studi banding ke Museum Aceh terkait kegiatan konservasi yang dilakukan oleh Museum Aceh terhadap koleksi manuskrip kuno yang disimpan.

Sebagai UPTD yang berada di bawah pengelolaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Aceh, Museum Aceh mengelola lebih dari 6000 koleksi manuskrip dan artefak yang dipamerkan dan disimpan di Depot Museum Aceh. Koleksi manuskrip yang dikelola berhubungan dengan naskah kuno yang ditulis menggunakan aksara dan bahasa tradisional, di mana manuskrip-manuskrip ini memiliki kaitan yang erat dengan kearsipan.

Terkait dengan kegiatan konservasi, sama halnya dengan kegiatan konservasi di bidang kearsipan, kegiatan konservasi yang dilakukan khususnya untuk koleksi manuskrip, juga menggunakan 2 (dua) metode, yaitu preventif dan kuratif.

Konservasi preventif dilakukan dengan melakukan penyimpanan ke dalam amplop coklat yang kemudian dimasukkan ke dalam boks file dan disimpan ke dalam depot penyimpanan yang dimiliki oleh Museum Aceh. Sementara konservasi bersifat kuratif dalam hal ini perbaikan naskah kuno juga dilakukan oleh Museum Aceh dan berkiblat pada teknik restorasi yang dilakukan oleh Jepang, seperti penggunaan paper splitting dengan cara penambalan/penyambungan dan laminasi naskah yang kurang lebih sama dengan yang dilakukan pada arsip.

Terdapat hal unik dalam penyimpanan koleksi manuskrip yang dilakukan Museum Aceh yaitu dengan menggunakan rempah tradisional yang berisi Lada hitam dan cengkeh yang dikemas ke dalam tempat berbahan jaring yang dimasukan ke dalam amplop penyimpanan. Pemberian rempah tersebut dinilai dapat mengusir hama dan mencegah kerusakan pada koleksi manuskrip dan artefak yang disimpan.

Selain itu, Museum Aceh juga memiliki laboratorium khusus sebagai lokasi transit penerimaan koleksi yang nantinya akan dilakukan pembersihan terhadap koleksi yang akan dipamerkan dan disimpan di Museum Aceh. 

Kegiatan studi banding ini ditutup dengan tur museum untuk melihat koleksi artefak dan manuskrip Museum Aceh yang dipamerkan, di antaranya Pemeran Biologika, Pameran Timeline Sejarah Aceh, Pameran Regional Se-Sumatera Koleksi Filologi, Pameran Jalur Rempah Jejak Sejarah Aceh.

( nv/ekh )


Penulis : nv/ekh

Bagikan

Views: 523