08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

Wanita Poros Maritim Jadi Topik Pembahasan Seminar Nasional “Dharma Samudera Pejuang Wanita Negara Poros Maritim Dunia”

Wanita Poros Maritim Jadi Topik Pembahasan Seminar Nasional “Dharma Samudera Pejuang Wanita Negara Poros Maritim Dunia” Wanita Poros Maritim Jadi Topik Pembahasan Seminar Nasional “Dharma Samudera Pejuang Wanita Negara Poros Maritim Dunia” Wanita Poros Maritim Jadi Topik Pembahasan Seminar Nasional “Dharma Samudera Pejuang Wanita Negara Poros Maritim Dunia” Wanita Poros Maritim Jadi Topik Pembahasan Seminar Nasional “Dharma Samudera Pejuang Wanita Negara Poros Maritim Dunia” Wanita Poros Maritim Jadi Topik Pembahasan Seminar Nasional “Dharma Samudera Pejuang Wanita Negara Poros Maritim Dunia”

17

Jan 23

Wanita Poros Maritim Jadi Topik Pembahasan Seminar Nasional “Dharma Samudera Pejuang Wanita Negara Poros Maritim Dunia”

Jakarta - 17/01/23, Sebagai salah satu rangkaian acara Seminar Nasional “Dharma Samudera Pejuang Wanita Negara Poros Maritim Dunia” Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) bekerja sama dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) menggelar pembahasan terkait Wanita Poros Maritim: Ratu Kalinyamat, Sultanah Aceh, Martha Christina Tiahahu, dan lain-lain dalam sesi diskusi panel pertama. Acara yang diselenggarakan secara daring melalui Zoom Cloud Meeting serta Youtube Arsip Nasional RI dan luring di ANRI pada (17/01) menghadirkan Kepala Museum Maritim Indonesia, Tinia Budiati sebagai moderator pada sesi ini.

Hadir pula Deputi Bidang Konservasi Arsip ANRI, Kandar; Analis Pertahanan, Militer dan Intelijen, Connie Rahakundini Bakrie; serta Ketua Dewan Pakar MKB dan Komite Memory of The World (MoW) Indonesia, Mukhlis PaEni menjadi pembicara dalam pembahasan Wanita Poros Maritim.

Ratu Kalinyamat dan Tindak Nyata Mewujudkan Kekuatan Poros Maritim Dunia menjadi pembahasan yang diangkat oleh Connie Rahakundini Bakrie. “Ketika Presiden Jokowi menyatakan bahwa negara kita merupakan poros maritim dunia 2014 lalu, harusnya kita bisa berproses cepat. Bagaimana kita menempatkan negara itu pada posisi tertinggi sesuai dengan kehormatannya. Artinya, jika kita memang negara yang ada di dua samudera, diapit oleh dua benua, itulah kehormatan kita,” terang Analis Pertahanan, Militer dan Intelijen ini.

“Jadi, supremasi negara itu adalah bagaimana negara mampu menempatkan pada tempat kita yang sesungguhnya. Dan Kalinyamat paham hal itu,” tambahnya. Menurutnya, menghidupkan dan menjadikan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional, menegaskan bahwa seorang wanita dari kesultanan kecil sebesar Jepara bisa menggetarkan sebuah negara adikuasa waktu itu.

Sementara itu, dalam pembahasannya, Deputi Bidang Konservasi Arsip ANRI, Kandar menyatakan bahwa khazanah arsip tentang kemaritiman yang tersimpan di ANRI tidak saja sebagai bahan bukti penyelenggaraan kehidupan berbangsa yang tercipta pada masa lampau, tetapi memiliki makna lintas waktu, lintas peristiwa, dan lintas geografi. “Masalah kemaritiman yang bisa di-highlight ialah mengenai Politik-Pemerintahan, Pertahanan-Keamanan, Ekonomi-Pembangunan, dan Sosial,” jelasnya. Ia berharap bahwa arsip kemaritiman dari kementerian dan lembaga dapat segera diserahkan agar database arsip kemaritiman dimiliki ANRI. 

Selanjutnya, Ketua Dewan Pakar MKB dan Komite MoW, Mukhlis PaEni mengungkapkan bahwa Indonesia sudah kehilangan budaya maritim, yang tersisa adalah tradisi pesisir. “Bagaimana kita menjadi bangsa maritim yang besar kalau kita tidak punya falsafat maritim? Itu yang menjadi pergerakan kita dan itulah yang harus dipincut untuk menjadikan manusia maritim,” jelasnya.

Melalui seminar nasional yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudera setiap tanggal 15 Januari ini, diharapkan dapat membangkitkan kembali semangat sejarah maritim, mendaur ulang sejarah masa lalu, serta untuk mengikat seluruh bangsa dalam memori kolektif bangsa poros maritim dunia melalui perjuangan para tokoh wanita kebanggaan bangsa.

( RRA )


Penulis : RRA
Editor : Sitty Annisaa

Bagikan

Views: 837