Pattaya, Thailand, 8-9 Mei 2023. Tim Delegasi ANRI menghadiri rangkaian Konferensi ke-27 SEAPAVAA yang dilaksanakan di Mahatai Convention Centre, Pattaya, Thailand. Pada kesempatan ini, dilaksanakan Workshop Digitalisasi Produktifitas Arsip Film Celluloid.
Dalam workshop ini peserta mempelajari konsep digitalisasi film dengan produktivitas tinggi menggunakan scanner film generasi terbaru, dan melakukan ujicoba rol film 16mm dan hasilnya langsung dicopy ke hardisk yang sudah disiapkan. Narasumber workshop ini adalah Jim Lindner, anggota Associate individual SEAPAVAA dan penerima SEAPAVAA Fellow yang memberikan pengalaman langsung mempelajari cara scanning film mereka sendiri dan mendapatkan copy digital dari film yang telah di-scan.
Workshop dilaksanakan selama 2 hari, dimulai dengan materi tentang masalah dan kesulitan dalam digitalisasi film secara cepat dan murah yang di dalamnya dijelaskan berbagai metode untuk memproses materi dan mendigitalkannya. Selanjutnya, peserta mengerjakan scanning filmnya sendiri sesuai pembagian group masing-masing menggunakan scanner Film FILMIC buatan new Zealand, dan dipandu secara teknis oleh David Barnard, Managing Direktor perusahaan Gencom Technology, Auckland, New Zealand. Scanner ini adalah alat digitalisasi film generasi terbaru yang lebih murah dan memiliki produktivitas lebih tinggi dari teknologi saat ini. Para peserta akan dibagi dalam berbagai group yang berbeda dan saling berdiskusi bagaimana membuat workflow dan memproses pekerjaan secara efisien.
Delegasi ANRI yang menghadiri workshop tersebut dipimpin oleh Deputi Bidang Informasi dan Pengembangan Sistem Kearsipan, Andi Kasman, kemudian Bersama 3 peserta lainnya yaitu Direktur Preservasi, Drs Agus Santoso, M.Hum, Ketua Tim Penyimpanan Arsip, Dhani Sugiharto, M.Kom dan Ketua Tim Reproduksi dan Digitalisasi, Achmad Dedi Faozi, M.Hum.
Evaluasi dan rekomendasi dari dilaksanakannya workshop digitalisasi produktifitas arsip film celluloid ini adalah:
Pertama, pentingnya untuk membuat workflow yang efisien tentang digitalisasi film di ANRI, karena ancaman kerusakan dan obsolence format, dengan tujuan untuk akselerasi digitalisasi dan menekan biaya perawatan.
Kedua, membuat perencanaan efektif untuk penyimpanan digital agar solusi digitalisasi film yang membutuhkan storage besar bisa segera diatasi
( DHS )
Penulis : DHS