JAKARTA – Sebagai langkah awal dalam menjalankan program kerja, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) melakukan Workshop Preservasi Arsip (19/10) dalam rangka pelestarian memori kolektif dan jati diri bangsa yang diselenggarakan di Ruang Serba Guna Noerhadi Magetsari, gedung C lantai 2 ANRI. Workshop ini salah satunya bertujuan sebagai sarana tukar menukar informasi terutama antara lembaga kearsipan Provinsi, Kabupaten/kota hingga nantinya dapat diimplementasikan di daerah masing-masing. Acara ini dibuka oleh Deputi Bidang Konservasi Arsip, M. Taufik.
M. Taufik menyampaikan bahwa arsip memiliki kerentanan dan kerawanan akan bahaya kerusakan, baik yang disebabkan faktor internal, dari bahan arsip itu sendiri, maupun faktor eksternal yang berkaitan dengan faktor lingkungan yang mempengaruhi seperti iklim, suhu dan kelembaban. “Oleh karenanya, perlu dilakukan upaya-upaya pelestarian untuk mempertahankan fisik dan informasinya, sekaligus untuk menjamin aksesibilitas arsip,†tegas Taufik.
Adapun narasumber kegiatannya ini di antaranya adalah Dr. Bondan Kanumoyoso yang menjelaskan tentang berbagai Karakter Arsip Keraton. Arsip keraton adalah dokumen tertulis yang dihasilkan oleh berbagai kerajaan dan kesultanan yang ada di Nusantara. Arsip keraton berisikan berbagai macam kegiatan di bidang sosial, politik ekonomi dan budaya yang dilakukan oleh pemerintah lokal dan berbagai keraton yang ada di Indonesia seperti Kasunanan dan Mangkunegaran di Yogyakarta dan sebagainya. Narasumber kedua Prof. Sulistyo Basuki menjelaskan perbedaan istilah Preservasi, Konservasi, dan Restorasi. Selanjutnya Direktur Preservasi Kandar yang juga menyampaikan bahwa ANRI sudah memprogramkan penyelamatan arsip yang terkena bencana, sampai dengan tahun 2019. Upaya yang telah dilakukan ANRI di antaranya memberikan pelayanan gratis bagi penyelamantan arsip yang terkena bencana. (FA)